Bagi banyak orang tua, film animasi seringkali menjadi pilihan aman untuk hiburan anak. Warna-warni cerah, karakter lucu, dan cerita sederhana seolah menjamin tontonan yang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, tahukah Anda bahwa ada dunia animasi yang gelap dan penuh dengan konten dewasa? Beberapa film animasi ternyata menyimpan adegan seks, kekerasan, hingga penggunaan narkoba yang jelas tidak pantas untuk konsumsi anak-anak.
Memang, animasi tidak selalu identik dengan kartun anak-anak. Seiring perkembangan dunia kreatif, animasi pun menjadi medium yang fleksibel untuk menyampaikan berbagai jenis cerita, termasuk yang berbau dewasa. Beberapa di antaranya bahkan sengaja dibuat untuk penonton yang lebih tua, dengan eksplorasi tema yang lebih kompleks dan gaya visual yang lebih berani.
Berikut adalah 11 film animasi yang perlu Anda waspadai karena kandungan konten dewasanya:
Also Read
-
Sausage Party: Film ini mungkin terlihat lucu dengan karakter makanan yang bisa berbicara. Namun, jangan biarkan visualnya menipu Anda. Sausage Party dipenuhi humor vulgar, adegan seks yang eksplisit antara bahan makanan, serta penggunaan narkoba. Humornya yang kasar dan tidak cerdas jelas tidak cocok untuk anak-anak.
-
Fritz The Cat: Adaptasi komik ini menceritakan petualangan kucing nakal yang penuh dengan adegan seks, kekerasan, dan penggunaan obat-obatan terlarang. Film ini bahkan mendapat rating "X" di Amerika Serikat, menegaskan konten dewasanya yang sangat eksplisit.
-
Snow White: The Sequel: Bukan lanjutan kisah Putri Salju yang kita kenal, film parodi ini justru menggambarkan Snow White sebagai karakter yang gemar berhubungan seksual. Alih-alih kisah dongeng yang polos, film ini menyuguhkan humor dewasa yang vulgar.
-
Team America: World Police: Meskipun mengusung genre aksi dan komedi, film ini dipenuhi dengan adegan seks yang hampir membuatnya mendapat rating film porno. Humornya yang satir dan adegan dewasanya jelas bukan tontonan anak-anak.
-
Anomalisa: Film yang pernah masuk nominasi Oscar ini memang memiliki gaya visual yang unik. Namun, di balik keindahannya, terdapat adegan sensual yang tidak sesuai untuk anak-anak. Film ini lebih cocok untuk penonton dewasa yang menghargai eksplorasi tema yang mendalam.
-
Sexy Laundry: Judulnya saja sudah cukup mengindikasikan bahwa film ini bukan untuk anak-anak. Film ini mengeksplorasi hubungan suami istri yang mencoba mengatasi kejenuhan dengan eksperimen seksual. Kontennya yang vulgar dan eksplisit jelas hanya untuk penonton dewasa.
-
Chico & Rita: Film animasi musikal ini menceritakan kisah cinta yang kompleks antara dua musisi Kuba. Sayangnya, kisah ini diselingi dengan adegan telanjang, hubungan seksual, hingga kekerasan yang tidak pantas untuk ditonton anak-anak.
-
No Game No Life: Anime ini memang memiliki jalan cerita yang menarik tentang dunia permainan. Namun, desain kostum karakternya yang seksi membuat anime ini kurang pantas untuk konsumsi anak-anak.
-
To Love Ru Darkness: Anime ini dipenuhi dengan adegan "hard ecchi" yang sangat tidak pantas untuk anak-anak. Tema percintaan dan fantasi yang ditampilkan seringkali dieksploitasi dengan cara yang vulgar.
-
Date A Live: Meskipun memiliki premis yang unik tentang cara berinteraksi dengan makhluk dari dimensi lain, anime ini menampilkan banyak adegan yang mengarah pada fantasi seksual. Tontonan ini jauh dari kesan ramah anak.
-
The Quintessential Quintuplets: Anime ini memiliki cerita yang cukup ringan, namun dibumbui dengan banyak adegan "memanjakan mata" yang tidak sesuai untuk penonton anak-anak. Sifat fan service dalam anime ini menjadikannya kurang cocok untuk anak-anak.
Pentingnya Kewaspadaan Orang Tua
Kasus film animasi dewasa ini adalah pengingat bahwa orang tua tidak bisa lengah dalam memilih tontonan untuk anak. Rating usia pada film atau serial televisi seringkali tidak cukup untuk menjadi patokan. Orang tua perlu aktif mencari informasi lebih lanjut, termasuk review atau ulasan dari sumber terpercaya.
Selain itu, penting untuk menjalin komunikasi terbuka dengan anak tentang konten-konten yang mereka tonton. Tanyakan apa yang mereka pahami dari sebuah film atau tayangan, dan berikan penjelasan yang sesuai dengan usia mereka. Dengan begitu, kita bisa memastikan anak-anak tumbuh dengan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai moral dan etika.
Dunia animasi memang menawarkan berbagai macam cerita dan gaya visual. Namun, sebagai orang tua, kita harus bijak dan selektif dalam memilih tontonan yang tepat untuk anak-anak. Jangan biarkan visual yang menarik menipu kita, dan selalu prioritaskan konten yang sesuai dengan usia dan perkembangan mereka. Ingatlah, bukan semua kartun cocok untuk anak-anak!