Euforia konser Avenged Sevenfold bertajuk "Game Over" di Stadion Madya GBK pada Sabtu (25/5) kemarin masih terasa. Para Sevenfoldism—sebutan bagi penggemar setia band asal Amerika Serikat ini—pasti masih susah move on, kan? Salah satu lagu yang paling membekas di hati adalah "Dear God," sebuah balada power yang tak lekang oleh waktu. Liriknya yang menyentuh dan terjemahan yang mendalam, membuat lagu ini relevan bagi siapa pun yang pernah merasakan keraguan, penyesalan, dan kerinduan.
"Dear God" bukan sekadar lagu cinta biasa. Ia adalah sebuah perenungan spiritual, sebuah dialog antara manusia dengan Tuhannya. Dari bait pertama, kita diajak menyelami kegelisahan seorang individu yang tengah berada di persimpangan jalan. Perjalanan yang jauh, kerinduan pada orang-orang terkasih, dan pencarian makna hidup, dirangkum dalam lirik yang sederhana namun menusuk hati.
Lirik lagu ini menggambarkan sebuah perjalanan yang sepi, melintasi batas-batas dingin, jauh dari orang-orang yang dicintai. Di tengah kesendirian itu, timbul rasa kehilangan arah dan tujuan. Namun, di balik penyesalan dan kebingungan, terselip harapan dan kerinduan yang dalam. Bait-bait seperti, “Dear God the only thing I ask of you is, dekaplah ia saat aku tak di sisinya”, mengungkapkan permintaan tulus untuk menjaga orang terkasih saat ia tak mampu berada di sisinya. Ini bukan hanya sekadar kerinduan romantis, tetapi juga doa yang tulus untuk keselamatan dan kebahagiaan orang yang dikasihi.
Also Read
Lagu ini juga menyoroti dilema klasik manusia: keinginan untuk berada di suatu tempat, namun terpaksa harus pergi demi sebuah pencarian. Lirik "Namun kutinggalkan ia saat tlah kutemukan, Dan kini aku berharap tetap di sana" menggambarkan rasa penyesalan karena telah meninggalkan orang yang disayangi demi mengejar sesuatu yang lain. Ada perasaan kesepian dan kelelahan yang mendalam. Pada akhirnya, pencarian itu justru mengantarkannya pada sebuah kesadaran bahwa apa yang benar-benar ia inginkan adalah kembali pada orang yang ia tinggalkan.
Pesan universal dalam "Dear God" terletak pada pengakuan bahwa kita semua membutuhkan seseorang yang bisa jujur pada kita. Namun, sering kali kita terlambat menyadari betapa berharganya kehadiran orang-orang terdekat. Lagu ini mengajak kita untuk merenungkan kembali prioritas hidup, serta menghargai orang-orang yang ada di sekitar kita.
Konser "Game Over" kemarin menjadi pengingat akan betapa berartinya musik dalam hidup kita. Lagu "Dear God," dengan segala kompleksitas makna dan emosinya, berhasil menyentuh hati para penonton. Ia menjadi sebuah pengingat untuk tidak pernah menyerah dalam mencari makna, serta untuk selalu menghargai orang-orang terkasih.
Bagi para Sevenfoldism yang masih terjebak dalam post concert depression, jangan khawatir. Mari kita dengarkan kembali "Dear God," dan biarkan lagu ini menjadi pengantar untuk merenungi hidup, merangkai kembali harapan, dan menguatkan kembali ikatan dengan orang-orang yang kita cintai. Karena pada akhirnya, dalam hidup yang penuh lika-liku ini, cinta dan kasih sayang adalah jangkar yang akan selalu menguatkan kita.