Aktivitas seksual, selain hubungan intim dengan pasangan, seringkali dikaitkan dengan masturbasi. Fenomena yang juga dikenal dengan sebutan onani ini, tak jarang menjadi topik perbincangan hangat di berbagai kalangan. Ada yang memandang sebagai hal wajar, bahkan bermanfaat, namun tak sedikit pula yang melihatnya sebagai tindakan tabu dan berbahaya. Lantas, bagaimana sebenarnya kita harus menyikapi masturbasi?
Memahami Definisi dan Proses Masturbasi
Secara sederhana, masturbasi adalah tindakan merangsang organ seksual sendiri, dengan tujuan untuk mencapai kepuasan seksual atau orgasme. Rangsangan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti sentuhan, elusan, atau pijatan pada area genital. Baik pria maupun wanita dapat melakukan masturbasi, dan ini merupakan bagian normal dari perkembangan seksual manusia.
Manfaat Masturbasi yang Sering Terlupakan
Jika dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan, masturbasi ternyata menyimpan sejumlah manfaat positif bagi kesehatan fisik dan mental. Beberapa di antaranya adalah:
Also Read
- Peningkatan Kualitas Tidur: Setelah mencapai orgasme, tubuh akan mengalami pelepasan hormon yang membuat rileks dan tenang. Hal ini dapat memicu tidur yang lebih nyenyak dan berkualitas.
- Penyalur Hasrat Seksual Aman: Masturbasi dianggap sebagai cara yang aman untuk menyalurkan dorongan seksual tanpa risiko penularan penyakit menular seksual, dibandingkan dengan hubungan seks tanpa pengaman.
- Meredakan Nyeri Haid: Pada wanita, masturbasi dapat membantu mengurangi kram perut dan rasa tidak nyaman selama menstruasi. Kontraksi otot selama orgasme dipercaya dapat meredakan nyeri.
- Mengatasi Stres: Aktivitas ini dapat memicu pelepasan hormon endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Efeknya, suasana hati menjadi lebih baik, stres berkurang, dan kecemasan mereda.
Risiko yang Mengintai di Balik Masturbasi Berlebihan
Meski memiliki manfaat, masturbasi yang dilakukan secara berlebihan atau kompulsif dapat menimbulkan dampak negatif. Beberapa efek samping yang perlu diwaspadai antara lain:
- Rasa Bersalah dan Malu: Seringkali, masturbasi yang dilakukan secara berlebihan dapat memicu perasaan bersalah dan malu, terutama jika dilakukan dengan frekuensi yang tidak terkontrol.
- Lecet pada Organ Genital: Rangsangan berlebihan pada organ seksual dapat menyebabkan iritasi, lecet, atau bahkan luka.
- Gangguan Kehidupan Seksual: Masturbasi yang dilakukan secara berlebihan dapat membuat seseorang lebih memilih kepuasan instan yang didapat dari masturbasi, dan menurunkan minatnya pada hubungan seksual dengan pasangan.
- Penurunan Sensitivitas Seksual: Jika dilakukan terlalu sering, masturbasi dapat menyebabkan penurunan sensitivitas pada organ seksual. Hal ini dapat berakibat pada berkurangnya kenikmatan saat berhubungan seks dengan pasangan.
Menemukan Keseimbangan dalam Masturbasi
Pada akhirnya, masturbasi bukanlah hal yang sepenuhnya baik atau buruk. Kuncinya terletak pada keseimbangan dan kendali diri. Masturbasi dapat menjadi cara yang sehat dan aman untuk menjelajahi seksualitas, selama tidak dilakukan secara berlebihan dan tidak mengganggu aspek kehidupan lainnya.
Jika Anda merasa kesulitan mengendalikan kebiasaan masturbasi, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Konsultasi dengan psikolog atau terapis dapat membantu Anda memahami akar masalah dan menemukan cara yang lebih sehat untuk mengelola dorongan seksual. Ingat, kesehatan seksual adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan, dan kita perlu memperlakukannya dengan bijak dan bertanggung jawab.