Istilah "cisgender" dan "transgender" semakin sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, namun pemahaman mendalam mengenai keduanya masih belum merata. Seringkali, kedua istilah ini disamakan atau bahkan dipandang sebagai sesuatu yang saling bertentangan. Padahal, keduanya merupakan representasi dari keragaman identitas gender yang perlu kita pahami lebih baik. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan mendasar antara cisgender dan transgender, serta memberikan perspektif baru yang lebih inklusif.
Cisgender: Ketika Identitas dan Jenis Kelamin Sejalan
Sederhananya, cisgender adalah istilah yang merujuk pada individu yang memiliki identitas gender yang sesuai dengan jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir. Kata "cis" sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti "di sisi ini" atau "pada sisi yang sama". Seorang perempuan yang lahir dengan jenis kelamin perempuan dan merasa dirinya adalah perempuan, maka ia adalah seorang cisgender. Begitu pula dengan laki-laki yang lahir sebagai laki-laki dan mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki.
Penting untuk dipahami bahwa menjadi cisgender bukanlah suatu pencapaian atau kelebihan. Ini hanyalah salah satu cara untuk mengalami dan memahami gender. Orang cisgender tidak mengalami pergolakan batin terkait identitas gender mereka. Mereka merasa nyaman dan sesuai dengan ekspektasi gender yang dibangun masyarakat berdasarkan jenis kelamin lahir mereka.
Also Read
Transgender: Melampaui Batas Jenis Kelamin Lahir
Berbeda dengan cisgender, transgender adalah istilah yang merujuk pada individu yang memiliki identitas gender yang tidak sesuai dengan jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir. Istilah "trans" berarti "melintasi" atau "berpindah", dalam konteks ini merujuk pada perlintasan atau transisi antara jenis kelamin lahir dan identitas gender yang dirasakan.
Seorang individu yang lahir dengan jenis kelamin laki-laki, namun merasa dirinya adalah perempuan, maka ia adalah seorang transgender perempuan. Begitu pula sebaliknya, seorang individu yang lahir dengan jenis kelamin perempuan, namun merasa dirinya adalah laki-laki, maka ia adalah seorang transgender laki-laki. Identitas gender merupakan pengalaman pribadi yang mendalam, dan tidak selalu sejalan dengan apa yang ditentukan oleh biologis.
Perlu digarisbawahi, transgender bukanlah sebuah pilihan. Identitas gender merupakan bagian integral dari diri seseorang yang hadir sejak dini. Proses transisi gender yang mungkin ditempuh oleh seorang transgender, seperti terapi hormon atau operasi, adalah upaya untuk menyelaraskan tubuh mereka dengan identitas gender yang mereka rasakan. Transisi bukan tujuan akhir, melainkan perjalanan untuk menjadi diri yang seutuhnya.
Perbedaan Fundamental: Bukan Persaingan, Melainkan Keberagaman
Perbedaan mendasar antara cisgender dan transgender terletak pada keselarasan antara identitas gender dan jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir. Cisgender adalah mereka yang identitasnya selaras, sementara transgender adalah mereka yang identitasnya tidak selaras. Perbedaan ini bukanlah untuk mengkotak-kotakkan atau menciptakan superioritas satu sama lain, melainkan untuk mengakui keberagaman pengalaman gender.
Penting untuk diingat bahwa tidak ada pengalaman gender yang lebih valid dari yang lain. Baik cisgender maupun transgender, keduanya memiliki hak yang sama untuk dihormati dan dihargai. Pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan antara cisgender dan transgender adalah langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan bebas dari diskriminasi.
Perspektif Baru: Merangkul Kompleksitas Gender
Memahami gender tidaklah sesederhana biner laki-laki dan perempuan. Spektrum gender jauh lebih luas dan kompleks. Ada individu yang mengidentifikasi diri di luar kedua kategori biner tersebut, seperti genderqueer atau non-biner. Selain itu, ada pula yang tidak merasa memiliki identitas gender tertentu atau agender.
Dengan menerima kompleksitas gender, kita akan lebih mampu memahami bahwa pengalaman gender setiap orang adalah unik. Penting untuk mendengarkan dan belajar dari pengalaman orang lain, serta menghindari penghakiman berdasarkan label atau asumsi. Mari kita membangun masyarakat yang menerima dan merayakan keberagaman, termasuk keberagaman gender.