Menghitung Hari Baik Pernikahan Jawa Memahami Weton dan Waktu

Fatma Lutfia

Hubungan

Tradisi pernikahan Jawa bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah rangkaian ritual yang sarat makna. Salah satu aspek penting yang tak boleh terlewatkan adalah pemilihan hari pernikahan, yang dipercaya dapat memengaruhi keharmonisan dan keberkahan rumah tangga. Dalam budaya Jawa, penentuan hari baik ini melibatkan perhitungan weton dan pemilihan waktu yang tepat.

Mengenal Weton: Fondasi Perhitungan Hari Baik

Weton, kombinasi antara hari dan pasaran dalam kalender Jawa, menjadi dasar perhitungan hari pernikahan. Kalender Jawa memiliki lima pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon) dan tujuh hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu). Kombinasi keduanya menghasilkan 35 kemungkinan weton, masing-masing dengan karakteristik dan pengaruhnya sendiri.

Untuk menentukan weton pernikahan, pasangan perlu mengetahui hari dan pasaran pada tanggal yang telah dipilih. Misalnya, jika tanggal pernikahan jatuh pada 10 Agustus 2024, setelah dicari tahu, didapatkan hari dan pasaran adalah Sabtu Wage. Dengan demikian, weton pernikahan tersebut adalah Sabtu Wage.

Mengurai Makna Weton untuk Pernikahan

Tidak semua weton dianggap baik untuk pernikahan. Tradisi Jawa mengajarkan bahwa beberapa kombinasi weton memiliki potensi mendatangkan kesialan atau ketidakberuntungan dalam rumah tangga. Untuk menghindari hal ini, konsultasi dengan ahli primbon atau mempelajari kitab-kitab primbon Jawa sangat dianjurkan. Referensi ini akan memberikan panduan mengenai kombinasi weton yang dianggap membawa keberkahan dan keharmonisan.

Memilih Waktu Pernikahan: Bukan Sekadar Formalitas

Setelah mendapatkan weton yang dianggap baik, pemilihan waktu pernikahan menjadi tahapan selanjutnya. Primbon Jawa membagi waktu dalam sehari menjadi beberapa bagian, seperti pagi, siang, sore, dan malam. Setiap bagian waktu ini memiliki makna dan pengaruhnya sendiri.

Misalnya, beberapa pasangan lebih memilih menikah di pagi hari karena dianggap sebagai awal yang baik, penuh semangat, dan harapan. Sementara yang lain mungkin memilih sore hari karena suasana yang lebih syahdu dan romantis. Pilihan waktu pernikahan ini sebaiknya disesuaikan dengan preferensi dan keyakinan kedua mempelai, dengan tetap mempertimbangkan panduan dari primbon Jawa.

Lebih dari Sekadar Tradisi: Membangun Keyakinan

Penting untuk diingat bahwa menghitung hari pernikahan menurut primbon Jawa bukan sekadar mengikuti tradisi leluhur. Ini adalah upaya untuk membangun keyakinan dan harapan akan kehidupan pernikahan yang harmonis dan penuh berkah. Dengan memahami makna weton dan memilih waktu yang tepat, pasangan dapat merasa lebih tenang dan mantap dalam melangkah ke jenjang pernikahan.

Perhitungan ini, bagaimanapun, tidak boleh menjadi satu-satunya penentu kebahagiaan. Hubungan yang harmonis dan saling pengertian antara pasangan adalah fondasi utama dalam membangun rumah tangga yang langgeng. Memahami tradisi adalah bagian dari menghargai warisan budaya, tetapi juga perlu diimbangi dengan pemikiran yang rasional dan terbuka.

Baca Juga

20 Inspirasi Model Rambut Bob Pendek Wanita: Tampil Segar dan Stylish

Husen Fikri

Siapa bilang rambut pendek itu membosankan? Model rambut bob pendek justru menawarkan fleksibilitas dan kesan yang segar. Dari gaya yang ...

Raim Laode Komika Wakatobi Viral Lewat Lagu Komang

Dea Lathifa

Wajahnya mungkin tak asing lagi menghiasi layar kaca, seorang komika yang kini menjelma jadi penyanyi dengan lagu yang menggema di ...

Cahyaniryn: Dari Purwodadi Merajai TikTok, Profil, Karir, dan Kisah Inspiratif di Balik Layar

Dea Lathifa

Fenomena selebriti TikTok terus bermunculan, dan salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Cahyaniryn. Bukan sekadar joget-joget biasa, gadis asal ...

Efektivitas Reklame: Lebih dari Sekadar Papan Iklan Besar

Dea Lathifa

Reklame, sering kali kita temui dalam bentuk papan iklan raksasa di pinggir jalan, ternyata memiliki peran yang jauh lebih dalam ...

Tulip Jingga Simbol Kebahagiaan dan Kehangatan dari Turki ke Seluruh Dunia

Maulana Yusuf

Bunga tulip, dengan kelopaknya yang elegan dan warna-warni cerah, telah lama memikat hati banyak orang di seluruh dunia. Namun, tahukah ...

Cinta Tak Padam Meski Cemburu Membara: Mengulik Makna "Dengan Caraku"

Dea Lathifa

Lagu "Dengan Caraku" yang dipopulerkan oleh Brisia Jodie dan Arsy Widianto, kembali menghiasi perbincangan para penikmat musik. Dirilis pada 2018, ...

Tinggalkan komentar