Taaruf, bukan sekadar ‘kenalan biasa’, tapi sebuah proses sakral dalam Islam untuk menemukan pasangan hidup. Lebih dari sekadar bertukar nomor telepon atau DM-an, taaruf adalah langkah serius menuju gerbang pernikahan yang diridhoi Allah. Tapi, bagaimana ya cara taaruf yang benar-benar sesuai syariat? Jangan sampai salah langkah, yuk kita bedah 5 panduan taaruf islami berikut ini!
Taaruf: Lebih dari Sekadar ‘Coba-Coba’
Dalam Islam, taaruf berasal dari kata ta’arafa-yata’arafu yang berarti saling mengenal. Tujuannya bukan sekadar ‘iseng’ mencari teman, tapi mengenali calon pasangan hidup dengan serius dan terarah. Proses ini biasanya melibatkan pertemuan keluarga, pertukaran informasi, dan tentu saja, pengamatan yang cermat.
5 Langkah Taaruf Syar’i yang Wajib Kamu Ketahui
-
Bukan Berarti Bebas Berduaan: Prinsip pertama dan utama dalam taaruf adalah menjaga batasan. Ingat, sebelum akad nikah, kalian masih ‘orang lain’. Tidak ada hubungan mahram yang membolehkan kalian berduaan atau bercengkrama intens, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Ingat hadits Rasulullah SAW, "Janganlah salah seorang di antara kalian berkhalwat dengan seorang wanita, karena syaitan adalah orang ketiganya." Hal ini bukan berarti harus kaku atau tidak ramah, tapi lebih kepada menjaga diri dari fitnah dan godaan setan yang bisa merusak proses taaruf.
Also Read
-
Luruskan Niat, Hindari PHP: Taaruf itu bukan ajang ‘coba-coba’ atau mengoleksi kenalan. Niatkan taaruf semata-mata karena ingin menikah dan membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Jauhi niat yang tidak serius, seperti hanya ingin ‘test the water’ atau memberikan harapan palsu. Ingatlah, mempermainkan perasaan orang lain sama dengan berbuat dzalim. Seperti kata pepatah, "perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan."
-
Tukar Biodata, Kenali Lebih Dalam: Proses taaruf bisa diawali dengan bertukar biodata tertulis. Melalui tulisan, kamu bisa mengenali latar belakang, pendidikan, pekerjaan, hingga visi misi hidup calon pasangan. Gali informasi penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan rumah tangga, tapi tidak perlu membuka semua hal pribadi yang bersifat rahasia. Jika ada informasi tambahan, utamakan komunikasi melalui pihak ketiga, seperti kakak atau orang tua, untuk menjaga batasan pergaulan.
-
Nadzar: Saatnya Melihat Calon Pasangan: Jika proses tukar biodata sudah berjalan lancar dan ada kecocokan, kamu bisa melanjutkan ke tahap nadzar. Nadzar adalah melihat calon pasangan secara langsung, dengan tujuan memantapkan hati. Datanglah ke rumah calon pasangan bersama keluarga, bertemu dengan orang tuanya, dan lihatlah wajahnya. Ini bukan sekadar ‘mencari muka’ atau mengagumi parasnya, tapi lebih dari itu, untuk mencari ketenangan hati dan memastikan adanya kecocokan fisik.
-
Hadiah: Bentuk Apresiasi, Bukan Mengikat: Memberikan hadiah saat taaruf diperbolehkan, tapi harus dipahami dengan baik. Hadiah tersebut sepenuhnya hak calon istri dan bukan keluarga wanita. Jika pernikahan berlanjut, hadiah menjadi miliknya. Jika batal, hadiah dapat dikembalikan. Jadi, hadiah bukan alat untuk mengikat atau memaksakan kehendak, tapi bentuk apresiasi dan kesungguhan.
Taaruf: Proses Sakral Menuju Pernikahan Berkah
Taaruf adalah pintu gerbang menuju pernikahan yang berkah. Jaga adabnya, luruskan niatnya, dan ikuti syariatnya. Jangan sampai proses yang mulia ini ternodai oleh nafsu dan godaan setan. Dengan mengikuti 5 panduan di atas, semoga Allah memudahkan jalanmu untuk menemukan pasangan hidup yang sholeh dan sholeha. Ingat, pernikahan bukan hanya tentang menemukan cinta, tapi juga tentang ibadah dan meraih ridho Allah. Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi!