Tali pusar bayi, penghubung kehidupan selama di kandungan, akan mengalami berbagai perubahan setelah si kecil lahir. Mama mungkin akan dibuat khawatir saat melihat perubahannya. Jangan panik dulu, ya! Perubahan warna tali pusar bayi adalah proses alami menuju pemulihan dan lepasnya tali pusat.
Perubahan Warna Tali Pusar: Normal atau Tidak?
Awalnya, tali pusar akan tampak kekuningan dan mengkilap. Seiring waktu, warnanya akan berubah menjadi cokelat, abu-abu, keunguan, hingga kebiruan. Perubahan warna ini menunjukkan tali pusar sedang mengering dan menyusut. Proses ini akan berlanjut sampai tali pusat akhirnya puput atau lepas dengan sendirinya. Warna akhir tali pusar biasanya akan menjadi hitam.
Jangan kaget jika saat puput, ada sedikit darah di pusar bayi. Ini juga normal, kok. Begitu pula dengan cairan bening atau kekuningan serta sisa jaringan yang disebut umbilical granulomas. Biasanya, kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus.
Also Read
Kapan Harus Waspada?
Meskipun perubahan warna adalah hal normal, ada beberapa tanda yang harus Mama waspadai. Tanda-tanda ini menunjukkan adanya infeksi pada tali pusar bayi dan memerlukan penanganan medis segera:
- Nanah di tali pusar: Muncul cairan kental berwarna kuning kehijauan dan berbau tidak sedap.
- Demam pada bayi: Suhu tubuh bayi lebih dari 38°C.
- Kulit kemerahan dan bengkak: Area sekitar tali pusar tampak meradang dan terasa hangat.
- Tali pusar berwarna kuning atau berbau tidak sedap: Ini berbeda dengan perubahan warna alami saat proses pengeringan.
- Perdarahan hebat: Muncul darah dalam jumlah banyak dan terus menerus dari tali pusar.
- Bayi rewel: Bayi menangis setiap kali tali pusar atau kulit di sekitarnya disentuh.
Jika Mama melihat salah satu tanda di atas, segera konsultasikan ke dokter anak ya, untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Merawat Tali Pusar dengan Benar
Merawat tali pusar bayi tidaklah sulit, Mama hanya perlu sabar dan telaten. Berikut beberapa tips yang bisa Mama terapkan:
- Biarkan tali pusar kering: Jangan menutup tali pusar dengan kain kasa atau perban. Udara akan membantu proses pengeringan lebih cepat.
- Jaga kebersihan: Saat memandikan bayi, cukup bersihkan area sekitar tali pusar dengan air hangat dan sabun lembut. Keringkan dengan lembut setelahnya.
- Hindari memberikan alkohol: Alkohol bukan lagi rekomendasi untuk merawat tali pusar bayi.
- Jangan dipaksa lepas: Biarkan tali pusar lepas sendiri. Memaksanya justru bisa menyebabkan perdarahan atau infeksi.
Kapan Harus ke Dokter?
Umumnya, tali pusar bayi akan puput dalam 1-2 minggu setelah lahir. Namun, jika tali pusar bayi belum puput setelah 3-6 minggu, ada baiknya Mama konsultasikan ke dokter anak. Kondisi ini bisa jadi pertanda adanya infeksi atau masalah kesehatan lain seperti gangguan sistem kekebalan tubuh.
Insight Baru: Lebih dari Sekadar Tali Pusar
Penting bagi Mama untuk tidak hanya fokus pada aspek fisik tali pusar, tapi juga mengamati perilaku bayi secara keseluruhan. Apakah bayi tampak nyaman dan tenang? Apakah ia menyusu dengan baik? Perhatikan juga apakah ada tanda-tanda lain yang mungkin mengindikasikan masalah kesehatan, meskipun tidak berkaitan langsung dengan tali pusar.
Perlu diingat, proses pemulihan tali pusar adalah bagian dari perkembangan bayi baru lahir. Dengan pengetahuan yang tepat dan perawatan yang cermat, Mama bisa membantu si kecil melalui proses ini dengan nyaman dan aman. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Mama merasa khawatir. Ingat, Mama tidak sendiri!
