Kabar kehamilan tentu menjadi momen membahagiakan. Namun, bagaimana jika di awal kehamilan, dokter justru mendiagnosis adanya plasenta previa? Pertanyaan ini mungkin menghantui banyak calon ibu, terutama yang baru memasuki trimester pertama. Seperti yang diungkapkan dalam berbagai forum, banyak ibu hamil yang khawatir ketika di usia kehamilan 8 minggu dokter menduga adanya plasenta previa. Lalu, apa sebenarnya plasenta previa itu dan bisakah kondisinya berubah seiring berjalannya waktu?
Memahami Plasenta Previa
Plasenta previa adalah kondisi ketika plasenta (ari-ari) berada di posisi tidak normal, yaitu menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir (serviks). Normalnya, plasenta menempel di bagian atas rahim, sehingga tidak menghalangi proses persalinan normal. Kondisi ini bisa dideteksi melalui USG.
Penting untuk diingat bahwa diagnosis plasenta previa di awal kehamilan, seperti usia 8 minggu, masih bersifat dugaan. Pada usia kehamilan ini, rahim masih kecil dan plasenta relatif masih bisa bergerak seiring dengan pertumbuhan rahim. Jadi, plasenta yang terdeteksi berada di posisi bawah saat ini, belum tentu akan menetap di posisi tersebut hingga akhir kehamilan.
Also Read
Bisakah Plasenta Previa Berubah?
Kabar baiknya, plasenta previa yang didiagnosis di awal kehamilan sangat mungkin berubah seiring bertambahnya usia kehamilan. Ini karena rahim akan terus membesar, sehingga plasenta cenderung akan "naik" dan menjauhi jalan lahir. Fenomena ini sering disebut "plasenta migration."
Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kasus plasenta previa yang terdeteksi di trimester pertama akan mengalami perbaikan dan plasenta akan berpindah ke posisi yang lebih ideal di trimester ketiga. Namun, tidak semua kasus plasenta previa akan membaik. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko plasenta previa menetap hingga akhir kehamilan, antara lain:
- Usia Ibu: Ibu hamil berusia di atas 35 tahun lebih berisiko mengalami plasenta previa.
- Riwayat Kehamilan: Ibu yang pernah mengalami plasenta previa di kehamilan sebelumnya, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali.
- Riwayat Operasi Caesar: Jaringan parut akibat operasi caesar sebelumnya dapat meningkatkan risiko plasenta previa.
- Hamil Kembar: Kehamilan ganda juga meningkatkan risiko plasenta previa.
- Merokok: Ibu hamil yang merokok lebih berisiko mengalami plasenta previa.
Yang Harus Dilakukan Jika Diduga Plasenta Previa
Jika dokter menduga adanya plasenta previa di awal kehamilan, jangan panik. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan:
- Kontrol Rutin: Lakukan kontrol kehamilan secara rutin sesuai jadwal yang disarankan dokter. Dokter akan memantau posisi plasenta melalui USG secara berkala.
- Istirahat Cukup: Hindari aktivitas fisik yang berat, terutama jika mengalami perdarahan.
- Hindari Hubungan Seksual: Dokter mungkin akan menyarankan untuk menghindari hubungan seksual untuk sementara waktu.
- Perhatikan Gejala: Waspadai gejala seperti perdarahan pada vagina. Segera hubungi dokter jika mengalami gejala ini.
- Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan bergizi untuk mendukung pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Pentingnya Konsultasi dengan Dokter
Diagnosis plasenta previa, terutama di awal kehamilan, bukanlah vonis yang menakutkan. Sebagian besar kasus akan membaik dengan sendirinya. Namun, sangat penting untuk tetap berkonsultasi dengan dokter secara rutin. Dokter akan memberikan informasi yang akurat dan saran terbaik sesuai kondisi masing-masing ibu hamil. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang membingungkan atau mengkhawatirkan.
Dengan pemahaman yang tepat dan pemantauan rutin, ibu hamil dapat menjalani kehamilan dengan tenang dan melahirkan buah hati dengan selamat. Ingatlah, setiap kehamilan itu unik dan penanganan yang tepat akan membawa hasil yang terbaik.