Moms, pernahkah si kecil tiba-tiba menolak pipis saat mengenakan popok, terutama ketika sedang asyik jalan-jalan? Mungkin saja hal ini membuat kita bertanya-tanya, "Apakah ini pertanda ia sudah siap potty training?" Kondisi ini memang cukup sering dialami oleh para orang tua, dan tak jarang menimbulkan kebingungan.
Usia 1 tahun 2 bulan memang menjadi momen penting dalam perkembangan anak. Di usia ini, beberapa anak mulai menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk potty training, meski tidak semua anak memiliki perkembangan yang sama. Penolakan untuk pipis di popok saat bepergian bisa jadi salah satu indikator menarik yang patut kita perhatikan.
Mengapa Anak Menolak Pipis di Popok Saat Jalan-jalan?
Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjelaskan perilaku si kecil ini. Pertama, ia mungkin mulai merasa tidak nyaman dengan sensasi basah dari popok. Hal ini menunjukkan bahwa ia mulai memiliki kesadaran akan kebutuhan buang air kecil dan mulai bisa mengontrolnya. Kedua, lingkungan baru saat jalan-jalan bisa menjadi distraksi yang membuatnya menunda keinginan buang air kecil. Ketiga, anak bisa jadi merasa lebih bebas dan tidak terikat saat tidak menggunakan popok, sehingga ia lebih memilih menahan pipis.
Also Read
Tanda-tanda Kesiapan Potty Training
Selain menolak pipis di popok saat jalan-jalan, ada beberapa tanda lain yang menunjukkan bahwa si kecil mungkin sudah siap untuk potty training:
- Mengomunikasikan Kebutuhan: Anak mulai memberi tahu atau menunjukkan tanda-tanda ketika ingin buang air kecil atau buang air besar.
- Minat pada Kamar Mandi: Anak menunjukkan ketertarikan saat melihat orang lain menggunakan kamar mandi atau toilet.
- Memahami Instruksi Sederhana: Anak mampu memahami dan mengikuti perintah sederhana.
- Periode Kering yang Lebih Lama: Anak mampu menahan pipis dalam periode yang lebih panjang, misalnya popok lebih kering dari biasanya.
- Ketidaknyamanan dengan Popok Basah: Anak menunjukkan ekspresi tidak nyaman saat popoknya basah.
Bagaimana Memulai Potty Training?
Jika si kecil menunjukkan beberapa tanda kesiapan, Moms bisa mulai memperkenalkan potty training secara perlahan. Berikut beberapa tipsnya:
- Pilih Waktu yang Tepat: Jangan memaksakan potty training jika sedang ada perubahan besar dalam hidup si kecil, seperti pindah rumah atau masuk sekolah baru.
- Ajarkan secara Bertahap: Perkenalkan anak dengan potty atau toilet, biarkan ia duduk di atasnya dengan pakaian lengkap.
- Konsisten: Lakukan latihan potty training secara rutin dan konsisten.
- Berikan Pujian: Berikan pujian dan dukungan positif setiap kali anak berhasil buang air kecil atau besar di potty atau toilet.
- Sabar dan Telaten: Proses potty training membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan berkecil hati jika ada "kecelakaan" di tengah jalan.
- Libatkan Anak dalam Proses: Biarkan anak memilih celana dalam atau potty kesukaannya. Ini dapat membuatnya lebih bersemangat.
Transisi dari Popok ke Potty:
Jika si kecil masih terbiasa menggunakan popok, transisi ke potty training memang membutuhkan strategi. Salah satu cara yang bisa dicoba adalah dengan mengurangi penggunaan popok secara bertahap, misalnya hanya digunakan saat tidur atau bepergian jauh. Moms juga bisa menggunakan training pants sebagai alternatif pengganti popok. Yang terpenting, lakukan secara sabar dan jangan memaksakan anak.
Menolak pipis di popok saat jalan-jalan bisa menjadi sinyal penting bahwa si kecil mungkin sudah siap untuk potty training. Namun, setiap anak unik, dan tidak ada patokan usia pasti kapan anak siap untuk potty training. Yang terpenting adalah memperhatikan tanda-tanda kesiapan anak, bersabar, dan memberikan dukungan penuh selama prosesnya. Ingat, potty training adalah perjalanan yang memerlukan kerjasama antara orang tua dan anak, bukan sebuah perlombaan.