Melihat si kecil mengeluarkan air liur atau ngeces memang pemandangan yang umum terjadi, terutama di usia bayi. Namun, sebagai orang tua, kita perlu jeli dan memahami kapan kondisi ini menjadi hal yang wajar dan kapan perlu dicermati lebih lanjut. Normalnya, bayi dan balita di bawah usia 2 tahun masih sering ngeces karena koordinasi otot mulut dan kemampuan menelan mereka belum matang sepenuhnya. Tapi, bagaimana jika kebiasaan ini terus berlanjut setelah si kecil melewati usia batasan tersebut?
Ngeces: Wajar Sampai Usia Berapa?
Air liur, atau saliva, memiliki peran penting dalam proses pencernaan, melembabkan mulut, dan menjaga kesehatan gigi dan gusi. Produksi air liur adalah hal normal dan konstan terjadi sepanjang hari. Pada bayi, produksi air liur meningkat seiring perkembangan kemampuan motorik oral, misalnya saat tumbuh gigi atau mencoba makanan padat. Kondisi inilah yang membuat bayi sering terlihat ngeces.
Kebanyakan bayi dan balita akan berhenti ngeces secara signifikan antara usia 18 hingga 24 bulan. Pada usia ini, koordinasi otot mulut dan kemampuan menelan sudah lebih matang, sehingga air liur dapat ditelan secara efektif. Namun, setiap anak berbeda, ada yang mungkin membutuhkan waktu sedikit lebih lama.
Also Read
Kapan Ngeces Jadi Tanda Bahaya?
Jika si kecil masih sering ngeces setelah melewati usia 2 tahun, ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang perlu diperiksakan ke dokter. Beberapa penyebab ngeces berkepanjangan pada anak di atas 2 tahun antara lain:
- Gangguan Saraf: Beberapa kondisi neurologis bisa memengaruhi koordinasi otot mulut dan kemampuan menelan, sehingga menyebabkan ngeces yang berlebihan.
- Pembesaran Adenoid: Adenoid yang membesar bisa mengganggu pernapasan dan menyebabkan anak bernapas melalui mulut, sehingga memicu produksi air liur berlebih dan sulit menelan.
- Masalah Mekanisme Menelan: Beberapa anak mungkin memiliki kesulitan dalam proses menelan, entah karena kelainan struktural atau masalah otot.
- Gangguan Kelenjar Ludah: Meski jarang, masalah pada kelenjar ludah juga bisa menyebabkan produksi air liur yang tidak normal.
Pemeriksaan Penting yang Mungkin Dibutuhkan
Jika si kecil terus ngeces setelah usia 2 tahun, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mencari tahu penyebabnya, antara lain:
- Pemeriksaan Saraf Lengkap: Untuk menilai kondisi sistem saraf dan mencari tahu apakah ada gangguan yang memengaruhi fungsi otot mulut.
- Foto Rontgen: Untuk melihat kemungkinan pembesaran adenoid yang bisa mengganggu pernapasan dan menelan.
- Studi Mekanisme Menelan: Pemeriksaan ini membantu melihat secara detail bagaimana si kecil menelan makanan dan cairan, sehingga bisa mendeteksi masalah pada proses tersebut.
- Pemeriksaan Kelenjar Ludah: Dengan radioisotop, dokter bisa menilai fungsi kelenjar ludah dan mencari tahu apakah ada masalah produksi air liur.
- Nasofaringoskopi: Prosedur ini menggunakan pipa kecil untuk melihat kondisi hidung dan adenoid secara langsung.
Tips Tambahan untuk Mama:
- Perhatikan Tanda Lain: Perhatikan gejala lain yang mungkin menyertai ngeces, seperti kesulitan makan, batuk saat makan, atau gangguan bicara. Informasi ini penting untuk disampaikan kepada dokter.
- Jaga Kebersihan: Bersihkan air liur di sekitar mulut si kecil secara rutin untuk mencegah iritasi atau ruam kulit.
- Jangan Panik: Meski ngeces berkepanjangan perlu diwaspadai, jangan panik berlebihan. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan memahami tahapan perkembangan si kecil dan mengetahui kapan ngeces menjadi hal yang perlu dikhawatirkan, Mama bisa memberikan perhatian yang terbaik untuk buah hati. Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis jika diperlukan, karena penanganan dini dapat membantu mengatasi masalah ngeces yang berkelanjutan.