Hutan Kering, Kancil Haus Mencari Pertolongan
Di tengah kemarau panjang yang melanda, hutan yang dulunya hijau kini berubah menjadi cokelat dan gersang. Seekor kancil jantan muda, dengan tanduk yang baru tumbuh, merasakan dahaga yang luar biasa. Ia telah mencari air ke mana-mana, namun tak setetes pun didapatnya. Tubuhnya lemas, hatinya putus asa. Dalam keputusasaan itu, ia bersujud, memohon pertolongan Sang Pencipta.
"Ya Allah, hamba-Mu yang lemah ini memohon pertolongan. Berilah hamba setetes air dan sedikit rumput untuk mengganjal perut," bisik kancil dalam doanya.
Usai berdoa, kancil membuka mata dan melihat seberkas hijau di kejauhan. Dengan sisa tenaga, ia berlari menuju tempat itu. Debu jalanan dan ilalang bekas terbakar tak ia hiraukan, hanya hasrat untuk minum yang ada di benaknya. Sesampainya di sana, ia menemukan mata air yang mengalir ke sebuah cekungan, dikelilingi rumput hijau yang subur. Rasa syukur memenuhi hatinya, ia kembali bersujud sebelum akhirnya minum dan makan.
Also Read
Kancil di Tengah Rebutan Pemangsa
Tanpa disadari, bahaya mengintai. Seekor serigala lapar mengawasinya dari belakang, sementara macan tutul mengintip dari atas pohon. Mereka berdua sama-sama mengincar kancil yang sedang lengah. Kancil tidak menyadari bahwa dirinya menjadi rebutan dua predator. Macan tutul, takut keduluan serigala, meloncat dari pohon dan langsung berhadapan dengan kancil, membuat serigala marah.
Kancil terkejut dan ketakutan melihat pemandangan di hadapannya. Bagaimana mungkin ia bisa selamat dari dua binatang buas sekaligus? Dalam ketakutan yang mendalam, kancil kembali berdoa. "Ya Allah, selamatkan hamba dari serigala dan macan tutul yang mengancam nyawa hamba."
Doa dan Akal Budi Mengalahkan Kekuatan Fisik
Setelah berdoa, kancil merasa mendapatkan kekuatan. Ia berani menghadapi kedua pemangsanya. Dengan suara lantang, ia menyapa serigala dan macan tutul. "Selamat datang! Kalian pasti haus dan lapar, mari kita minum bersama. Air ini karunia Allah untuk kita semua."
Serigala dan macan tutul terdiam, terkejut mendengar keberanian kancil. Macan tutul tetap bersikeras mengklaim kancil sebagai makanannya, begitu pula serigala.
Di sinilah kecerdikan kancil berbicara. Ia berujar, "Kalian salah sangka. Kepalaku memang kancil, tapi badanku adalah macan lodaya! Aku tidak hanya makan rumput, tapi juga daging serigala. Jika tidak ada serigala, macan tutul pun bisa kujadikan santapan."
Serigala dan macan tutul terkejut dan mulai ragu. Kancil pun melanjutkan aksinya, "Karena ada rumput, aku tidak akan makan daging hari ini. Silakan kalian rebutan. Siapa yang menang, dia yang makan."
Kancil Melarikan Diri, Pemangsa Saling Melukai
Kancil kemudian minum dan makan rumput dengan tenang, seolah tak terjadi apa-apa. Sementara itu, serigala dan macan tutul saling menyerang. Mereka berkelahi sengit, saling mencakar dan menggigit. Kancil, memanfaatkan situasi, melarikan diri. Ia bersyukur kepada Allah atas pertolongan-Nya.
Setelah berjuang dengan gigih, akhirnya serigala dan macan tutul terkapar dengan luka yang parah. Serigala pincang dan buta, sedangkan macan tutul mengalami luka di pahanya. Keduanya kalah telak.
Pelajaran dari Kisah Kancil
Kisah kancil ini bukan sekadar cerita dongeng biasa. Ada beberapa poin penting yang bisa kita petik:
- Kekuatan Doa: Dalam keadaan sulit dan putus asa, doa adalah senjata utama. Kancil menunjukkan bahwa dengan berdoa dan memohon kepada Allah, kita bisa mendapatkan kekuatan dan pertolongan.
- Kecerdikan Akal: Kancil tidak hanya mengandalkan doa, tetapi juga menggunakan akal budinya. Ia dengan cerdik menciptakan situasi agar pemangsanya saling menyerang, sehingga ia bisa melarikan diri.
- Percaya Diri: Kancil memiliki keberanian untuk menghadapi dua pemangsa yang lebih kuat darinya. Kepercayaan diri ini muncul setelah ia berdoa dan memohon kekuatan dari Sang Pencipta.
Kisah kancil yang selalu ingat Tuhan ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap kesulitan, kita harus selalu ingat kepada Sang Pencipta. Selain berdoa, kita juga harus menggunakan akal budi dan percaya diri untuk menyelesaikan masalah. Dengan begitu, kita bisa melewati berbagai rintangan dalam hidup dengan baik.
Disclaimer: Ilustrasi pada artikel ini hanya bersifat fiktif dan tidak menggambarkan kejadian sebenarnya. Namun, pesan moral dari cerita kancil dapat diambil sebagai pelajaran hidup.