Menjadi orang tua adalah perjalanan penuh liku, dan tantangan ini bisa terasa berlipat ganda ketika kita membesarkan anak dengan disabilitas. Reaksi orang sekitar, baik berupa tatapan, komentar, atau bahkan sikap yang kurang ramah, tak jarang membuat hati orang tua terluka. Seperti yang dialami oleh Ibu Iif, yang putranya lahir dengan kondisi disabilitas tangan, rasa "baper" atau sensitif seringkali menghantui. Lalu, bagaimana cara menghadapi situasi ini dengan lebih bijak, serta menanamkan kepercayaan diri pada anak?
Memahami Perasaan dan Mengelola Reaksi Diri
Rasa sedih, marah, dan tersinggung adalah respons alami yang wajar. Mengakui perasaan ini adalah langkah awal untuk mengelolanya. Jangan memendamnya sendiri. Berbicaralah dengan pasangan, keluarga, atau teman terpercaya. Mencurahkan isi hati bisa membantu melepaskan beban emosi. Selain itu, coba untuk mengubah perspektif. Alih-alih fokus pada tatapan sinis, coba berempati. Mungkin saja orang tersebut belum pernah berinteraksi dengan penyandang disabilitas, atau tidak memiliki pemahaman yang cukup.
Melatih Diri untuk Lebih Kebal
Membangun "benteng" emosional memang tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil. Ada beberapa cara yang bisa kita latih:
Also Read
- Fokus pada hal positif: Alihkan perhatian dari hal negatif ke hal-hal baik yang ada pada anak kita. Perhatikan kelebihan, bakat, dan perkembangan positifnya. Ingat, setiap anak itu unik dan berharga.
- Jangan terlalu memasukkan ke hati: Tidak semua orang akan bersikap sempurna. Beberapa orang mungkin tidak sengaja memberikan reaksi yang kurang mengenakkan. Jangan terlalu fokus pada satu dua orang yang bersikap negatif, dan ingatlah bahwa banyak juga orang baik di luar sana yang akan menerima anak kita apa adanya.
- Edukasi diri dan orang lain: Cari informasi sebanyak mungkin mengenai disabilitas anak kita. Ketika kita memahami kondisi anak kita dengan baik, kita akan lebih mudah menjelaskan kepada orang lain. Edukasi orang-orang di sekitar kita dengan cara yang santun, bukan dengan emosi.
Membangun Kepercayaan Diri Anak Sejak Dini
Kepercayaan diri adalah bekal penting yang harus dimiliki setiap anak, terutama anak dengan disabilitas. Beberapa hal yang bisa orang tua lakukan:
- Terima dan cintai anak apa adanya: Berikan afirmasi positif dan tunjukkan kasih sayang tanpa syarat. Buat anak merasa aman dan nyaman dengan dirinya sendiri.
- Fokus pada potensi anak: Jangan hanya berfokus pada keterbatasan fisik, tapi gali potensi dan minat anak. Dukung anak untuk beraktivitas dan mengembangkan bakatnya.
- Libatkan anak dalam kegiatan sosial: Ajak anak berinteraksi dengan teman sebaya. Biarkan anak bermain, belajar, dan bergaul seperti anak-anak lainnya.
- Ajarkan anak untuk membela diri: Ajarkan anak untuk tidak berkecil hati ketika ada orang lain yang bersikap kurang baik. Ajari anak untuk mengkomunikasikan perasaannya dengan cara yang baik dan sopan.
- Jadilah contoh yang baik: Tunjukkan kepada anak bahwa kita bangga dengan dirinya. Ketika kita sebagai orang tua percaya diri dan menerima anak kita apa adanya, anak juga akan lebih mudah membangun kepercayaan dirinya.
Lebih dari Sekadar Fisik
Ingatlah, anak kita adalah individu yang utuh, lebih dari sekadar kondisi fisiknya. Fokuslah pada kelebihan, potensi, dan kebahagiaan anak. Dengan cinta, dukungan, dan kesabaran, kita bisa membantu anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang kuat, percaya diri, dan mampu mencapai impiannya. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana setiap anak dihargai dan diterima apa adanya.