Masa-masa setelah melahirkan adalah momen penuh keajaiban, sekaligus tantangan. Bunda dan Ayah tentu ingin memberikan yang terbaik untuk si kecil, mulai dari fokus pada tumbuh kembang hingga memastikan nutrisinya terpenuhi. Tak jarang, muncul keinginan untuk menunda kehamilan berikutnya demi memberikan ASI eksklusif dan perhatian penuh pada si buah hati. Kabar baiknya, ternyata menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tapi juga bisa menjadi metode kontrasepsi alami. Kok bisa?
Hormon di Balik Efek Kontrasepsi Menyusui
Rahasia di balik efek kontrasepsi alami saat menyusui terletak pada dua hormon utama: prolaktin dan oksitosin. Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI, sementara oksitosin bertugas untuk membantu ASI mengalir keluar dari payudara. Saat menyusui, kadar prolaktin dalam tubuh Bunda akan meningkat. Peningkatan kadar prolaktin inilah yang kemudian memainkan peran kunci dalam mencegah kehamilan.
Lalu, bagaimana caranya prolaktin bisa mencegah kehamilan? Peningkatan prolaktin akan menekan produksi hormon gonadotropin, yang bertanggung jawab untuk merangsang produksi estrogen. Estrogen sendiri berperan penting dalam proses ovulasi. Tanpa peningkatan kadar estrogen, ovulasi (pelepasan sel telur) tidak bisa terjadi. Singkatnya, menyusui menekan ovulasi melalui peningkatan kadar prolaktin, sehingga peluang untuk hamil pun menurun.
Also Read
Metode Kontrasepsi Alami: Lactational Amenorrhoea Method (LAM)
Para ahli menyebut metode kontrasepsi alami ini sebagai Lactational Amenorrhoea Method (LAM). LAM memanfaatkan efek alami dari menyusui untuk menunda kehamilan. Menariknya, metode ini tidak memerlukan alat atau prosedur khusus seperti kontrasepsi lainnya. Namun, perlu diingat bahwa efektivitas LAM tidak bisa disamakan dengan kontrasepsi modern.
Pada enam bulan pertama setelah melahirkan, efektivitas LAM mencapai 98% asalkan beberapa syarat terpenuhi. Apa saja syaratnya?
- Menyusui Eksklusif: Bayi hanya mendapatkan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain.
- Menyusui Sering: Bayi menyusu setiap 4 jam di siang hari dan setiap 6 jam di malam hari, tanpa jeda yang lama.
- Belum Menstruasi: Siklus menstruasi Bunda belum kembali setelah melahirkan.
Jika salah satu dari syarat ini tidak terpenuhi, efektivitas LAM akan menurun.
Pentingnya Memahami Keterbatasan LAM
Perlu digarisbawahi, LAM bukanlah metode kontrasepsi yang bisa diandalkan dalam jangka panjang. Setelah enam bulan, seiring dengan mulai dikenalkannya MPASI (Makanan Pendamping ASI) pada bayi dan kembalinya siklus menstruasi, efektivitas LAM akan menurun secara signifikan. Ini karena frekuensi menyusui mungkin berkurang dan kadar prolaktin dalam tubuh Bunda pun ikut menurun.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga bisa memengaruhi efektivitas LAM, seperti kondisi kesehatan Bunda, stres, dan pola tidur. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan memilih metode kontrasepsi yang paling tepat dan aman untuk Bunda dan pasangan setelah melewati masa enam bulan pertama.
Menyusui: Lebih dari Sekadar Nutrisi
Menyusui bukan hanya tentang memberikan nutrisi terbaik untuk si kecil, tetapi juga memiliki manfaat tersembunyi bagi Bunda. Efek kontrasepsi alami dari menyusui adalah salah satu keajaiban tubuh yang perlu kita syukuri. Namun, penting bagi Bunda untuk tetap bijak dan memahami keterbatasan LAM sebagai metode kontrasepsi. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran terbaik demi kesehatan dan perencanaan keluarga yang tepat.