Gelombang video prank terbaru kembali menyapa jagat maya, kali ini berpusat pada karakter kartun polisi India bernama Ladusing. Foto-foto polisi tambun dengan kumis tebal dari serial animasi "Shiva" ini menjadi senjata utama warganet untuk menjahili teman, bahkan pasangan. Tujuannya sederhana: memancing kekesalan.
Tren ini, yang awalnya mungkin hanya berawal dari iseng, kini menjadi fenomena yang cukup menarik untuk dicermati. Para pelaku prank, dengan lihai membangun skenario seolah memiliki kenalan polisi yang baik hati, berhasil memicu rasa penasaran target. Saat harapan tinggi, foto Ladusing dengan segala kekocakannya pun dikirimkan, memicu gelak tawa sekaligus rasa jengkel.
Namun, di balik aksi iseng tersebut, tersimpan pesan yang lebih dalam. Ladusing, karakter fiktif dalam kartun anak-anak, ternyata bukan sekadar karakter jenaka. Ia adalah representasi satire terhadap kinerja kepolisian di India. Sosok polisi yang sering gagal menangkap penjahat, menjadi cerminan kritik atas ketidakbecusan beberapa oknum aparat penegak hukum di negara tersebut.
Also Read
Kritik ini menjadi semakin kuat saat disandingkan dengan sosok Shiva, karakter utama dalam kartun tersebut. Shiva digambarkan sebagai pahlawan muda yang selalu hadir untuk menyelesaikan tugas-tugas yang seharusnya diemban oleh polisi seperti Ladusing. Kontradiksi ini mempertegas pesan bahwa masyarakat India mengharapkan kehadiran sosok aparat yang profesional, tangkas, dan mampu mengayomi.
Popularitas prank Ladusing di TikTok, dapat dilihat sebagai manifestasi dari kekecewaan yang terpendam. Aksi ini, meskipun dikemas dalam bentuk hiburan, menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyuarakan kritik sosial, meski dengan cara yang unik dan menggelitik.
Fenomena ini juga mengindikasikan bahwa media sosial bukan lagi sekadar tempat untuk berbagi kesenangan, tetapi juga platform untuk menyampaikan pendapat dan menyuarakan isu-isu sosial. Karakter kartun, yang awalnya diciptakan untuk menghibur anak-anak, kini menjadi simbol perlawanan dan kritik satire yang menjangkau lebih banyak audiens.
Bagi Anda yang tertarik mengikuti tren ini, atau sekadar ingin menyaksikan kartun Shiva, serial ini masih dapat disaksikan di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Jadwal tayangnya pun cukup pagi, yakni pada pukul 06.00 WIB setiap harinya.
Bagaimana menurut Anda? Apakah tren prank Ladusing ini hanya sekadar hiburan semata, atau justru menjadi cermin bagi potret kepolisian di India? Silakan berikan pendapat Anda di kolom komentar.