Pertanyaan "Terus gimana?" seringkali terlontar dari bibir anak-anak, terutama saat mereka dihadapkan pada situasi sulit atau ketidakpastian. Bukan hanya sekadar pertanyaan, "terus gimana?" adalah sebuah kode. Ia menyimpan harapan, ketidakberdayaan, dan terkadang, juga sedikit kepasrahan. Sebagai orang tua atau orang dewasa, bagaimana kita meresponsnya?
Seringkali, kita terjebak dalam pola pikir yang sama: memberikan solusi instan. Kita menawarkan jawaban, ide, atau bahkan nasihat panjang lebar. Padahal, mungkin yang anak butuhkan bukan jawaban, melainkan didengarkan. "Terus gimana?" bisa jadi adalah cara anak berkata, "Aku bingung, Ma/Pa. Aku butuh kamu ada di sini, bersamaku."
Lebih dari Sekadar Jawaban
Mari kita telaah lebih dalam. "Terus gimana?" muncul ketika anak menghadapi tantangan, baik itu tugas sekolah yang sulit, perselisihan dengan teman, atau bahkan perasaan sedih yang tak terjelaskan. Saat kita langsung memberikan solusi, kita mungkin tanpa sadar merampas kesempatan mereka untuk belajar memecahkan masalah sendiri. Kita juga mungkin membuat mereka merasa kurang kompeten atau tidak mampu.
Also Read
Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
- Dengarkan Aktif: Hentikan sejenak kesibukan kita. Pandang mata anak, berikan perhatian penuh. Biarkan mereka menjelaskan apa yang mereka rasakan, tanpa interupsi atau penilaian. Resapi setiap kata dan emosi yang mereka sampaikan.
- Validasi Perasaan: Ungkapkan bahwa kita memahami perasaan mereka. Katakan, "Mama/Papa mengerti kalau kamu merasa bingung," atau "Papa/Mama bisa merasakan betapa susahnya situasi ini untukmu." Validasi ini penting agar mereka merasa diterima dan tidak sendirian.
- Bertanya, Bukan Menjawab: Alih-alih memberikan solusi, ajukan pertanyaan reflektif. Misalnya, "Menurut kamu, apa saja pilihan yang kamu punya?" atau "Bagaimana kalau kita coba lihat dari sudut pandang lain?". Pertanyaan ini akan memantik pemikiran mereka dan mendorong mereka untuk mencari solusi sendiri.
- Berikan Dukungan, Bukan Tekanan: Ingatkan mereka bahwa tidak apa-apa jika mereka tidak tahu jawabannya. Beri mereka semangat dan keyakinan bahwa mereka mampu melewatinya. Katakan, "Mama/Papa akan selalu ada untukmu," atau "Kita akan mencari jalan keluarnya bersama-sama."
- Jadikan Momen Belajar: "Terus gimana?" adalah kesempatan emas untuk mengajarkan anak-anak keterampilan memecahkan masalah. Dorong mereka untuk berpikir kreatif, mencoba berbagai pendekatan, dan belajar dari kesalahan. Ini adalah bekal berharga yang akan mereka bawa hingga dewasa.
Mengubah Sudut Pandang
Pertanyaan "Terus gimana?" bukanlah momok yang menakutkan. Ia adalah sebuah undangan. Undangan untuk kita lebih terhubung dengan anak, untuk memahami dunia mereka, dan untuk menuntun mereka menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri. Saat kita mampu mengubah sudut pandang, kita akan melihat bahwa pertanyaan sederhana itu menyimpan makna yang sangat dalam dan berharga.
Mungkin kita tidak selalu punya jawaban instan, tetapi kita selalu bisa hadir dan mendampingi mereka dalam perjalanan menemukan jawaban mereka sendiri. Inilah yang akan membuat mereka merasa dicintai, dihargai, dan yang paling penting, memiliki keyakinan pada kemampuan diri sendiri.