Kerap dianggap sepele, kekerasan verbal nyatanya bisa meninggalkan luka mendalam bagi korbannya, lho. Apalagi jika kekerasan tersebut bernada seksual. Perlu dipahami, kekerasan seksual tak selalu melibatkan kontak fisik. Kata-kata juga bisa menjadi senjata yang menyakitkan dan merusak. Yuk, kenali bentuk-bentuk kekerasan seksual verbal yang sering terjadi, agar kita lebih waspada dan bisa melindungi diri maupun orang terdekat.
Kekerasan Verbal, Luka Tak Terlihat yang Menghantui
Sebelum membahas contohnya, penting untuk kita pahami bahwa kekerasan verbal adalah tindakan yang merendahkan, menghina, mengintimidasi, atau menyakiti seseorang melalui kata-kata. Meski tak berwujud, dampaknya bisa sangat signifikan bagi kesehatan mental korban, bahkan bisa memicu trauma yang berkepanjangan. Terlebih lagi, kekerasan verbal bernada seksual, yang menyerang kehormatan dan harga diri seseorang.
5 Bentuk Kekerasan Seksual Verbal yang Perlu Kamu Tahu:
-
Komentar Bernada Seksual yang Meresahkan: Ini bukan tentang pujian, lho, Ma. Komentar seksual yang tidak diinginkan, apalagi jika disampaikan dengan nada merendahkan atau memaksa, termasuk dalam kekerasan verbal. Misalnya, mengomentari bentuk tubuh seseorang dengan kata-kata cabul atau panggilan yang tidak pantas, apalagi tanpa persetujuan, jelas merupakan bentuk pelecehan.
Also Read
-
Umpatan dan Kata-kata Vulgar: Menggunakan bahasa kotor, cabul, atau vulgar saat berbicara dengan seseorang, apalagi jika dikaitkan dengan hal-hal seksual, juga merupakan kekerasan verbal. Kata-kata kasar yang merendahkan martabat dan kehormatan seseorang bisa menimbulkan luka batin yang dalam. Perlu diingat, tidak ada alasan apapun untuk mengeluarkan kata-kata ini.
-
Siulan dan Godaan di Ruang Publik: Pernahkah kamu merasa tidak nyaman saat berjalan di tempat umum karena ada orang yang bersiul, memanggil dengan nada menggoda, atau melontarkan kata-kata bernada seksual? Jika ya, kamu tidak sendiri. Perilaku ini termasuk dalam kekerasan seksual verbal dan bisa membuat korban merasa terintimidasi dan tidak aman.
-
Ancaman Berbau Seksual: Ancaman adalah bentuk kekerasan yang sangat serius, dan akan lebih buruk jika ancaman tersebut berbau seksual. Mengancam seseorang dengan tindakan seksual jika ia tidak memenuhi permintaan pelaku adalah bentuk kekerasan yang sangat keji. Jenis ancaman ini bisa membuat korban merasa trauma, ketakutan, dan tidak berdaya.
-
Lelucon Seksual yang Tak Lucu: Lelucon memang bisa menghibur, tapi jika lelucon tersebut mengandung unsur seksual yang merendahkan atau membuat seseorang merasa tidak nyaman, maka itu bukan lagi lelucon, tapi kekerasan. Misalnya, membuat candaan yang menyiratkan sentuhan seksual, atau melibatkan orang lain dalam lelucon yang membuatnya merasa dilecehkan, jelas adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan.
Jangan Diam! Berani Bicara dan Melapor
Kekerasan dalam bentuk apapun, termasuk kekerasan seksual verbal, tidak boleh ditoleransi. Jangan pernah merasa bersalah atau malu jika kamu atau orang terdekatmu mengalaminya. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami kekerasan seksual verbal, segera cari bantuan. Kamu bisa menceritakan pengalamanmu pada orang yang kamu percaya, seperti keluarga, teman dekat, atau profesional seperti psikolog. Kamu juga bisa melaporkannya ke pihak berwajib agar pelaku bisa mendapatkan hukuman yang setimpal. Ingat, kamu tidak sendiri, dan kamu berhak untuk merasa aman dan terlindungi.