Duduk di antara dua sujud, sebuah gerakan sederhana dalam rangkaian shalat, seringkali dianggap remeh. Padahal, di balik gerakan singkat ini tersembunyi makna mendalam dan doa-doa penuh harapan yang dipanjatkan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Lebih dari sekadar transisi gerakan, duduk di antara dua sujud adalah momen refleksi dan permohonan yang sangat dianjurkan.
Gerakan ini, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari shalat fardhu maupun sunah, bukan sekadar formalitas. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Buhaihah Al-Asadi, jelas tergambarkan bahwa duduk di antara dua sujud adalah bagian integral dari shalat yang diajarkan Rasulullah SAW. Lalu, apa yang diucapkan seorang muslim saat duduk di antara dua sujud?
Lafadz Doa dan Maknanya yang Menggetarkan Hati
Ada dua versi bacaan doa yang umum dipanjatkan saat duduk di antara dua sujud. Versi pertama, yang lebih panjang, berbunyi:
Also Read
"Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii"
Artinya: "Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku."
Sementara itu, ada juga versi yang lebih ringkas:
"Robbighfirlii warhamnii wajburnii wahdini warzuqni"
Artinya: "Ya Allah, ampunilah hamba, kasihanilah hamba, cukupilah hamba, tunjukilah hamba, dan berilah hamba rizki."
Meskipun berbeda dalam panjang lafadz, kedua versi doa ini memiliki benang merah yang sama, yaitu permohonan ampunan, rahmat, perbaikan diri, peningkatan derajat, rezeki, dan hidayah. Lebih dari itu, doa ini adalah refleksi akan kehambaan kita di hadapan Allah SWT.
Lebih Dalam dari Sekadar Doa: Menggali Esensi Duduk di Antara Dua Sujud
Duduk di antara dua sujud bukan hanya tentang membaca doa. Ini adalah momen untuk merenungi betapa kecilnya kita di hadapan kebesaran Allah. Dalam sujud sebelumnya, kita telah merendahkan diri serendah-rendahnya, dan kini kita bangkit untuk memohon dan berharap kepada-Nya.
Setiap kata dalam doa ini memiliki makna yang dalam:
- Ampunan (غفرلي – ghfirlii): Kita menyadari bahwa kita tak luput dari dosa dan kesalahan, dan hanya Allah yang Maha Pengampun.
- Rahmat (ارحمني – warhamnii): Rahmat Allah adalah anugerah yang kita harapkan untuk melimpahi setiap langkah hidup kita.
- Perbaikan Diri (اجبرني – wajburnii): Kita memohon agar Allah memperbaiki kekurangan dan kelemahan diri kita, menambal setiap celah hati yang terluka.
- Peningkatan Derajat (ارفعني – warfa’nii): Bukan sekadar kedudukan duniawi, tetapi derajat yang lebih tinggi di sisi Allah, yang akan memuliakan kita di akhirat kelak.
- Rezeki (وارزقني – warzuqnii): Kita memohon rezeki yang halal dan berkah, rezeki yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kita dan keluarga.
- Hidayah (واهدني – wahdinii): Kita memohon petunjuk agar senantiasa berada di jalan yang benar, jalan yang diridhai Allah SWT.
Duduk di antara dua sujud juga bisa dimaknai sebagai momen permohonan agar Allah menutupi aib dan kekurangan kita. Saat kita memanjatkan doa ini dengan tulus, ada harapan besar bahwa Allah akan mengabulkan permohonan kita. Ini juga adalah waktu untuk meminta agar Allah memberikan kita kesehatan, karena kesehatan adalah modal penting untuk beribadah dan menjalani kehidupan.
Implikasi Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari
Memahami makna mendalam dari bacaan duduk di antara dua sujud dapat memberikan implikasi besar dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita melafalkan doa ini, kita tidak hanya sekadar membaca, tetapi kita juga menghayati setiap kata dan maknanya. Kita menjadi lebih rendah hati, menyadari kelemahan diri, dan selalu berharap kepada Allah.
Dengan demikian, duduk di antara dua sujud bukanlah sekadar gerakan transisi dalam shalat. Ia adalah sebuah momen sakral, di mana kita memohon ampunan, rahmat, dan pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Mari kita jadikan setiap duduk di antara dua sujud sebagai waktu untuk merenung, memohon, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan begitu, shalat kita akan menjadi lebih bermakna dan berdampak positif bagi kehidupan kita.