Sholat, tiang agama yang menjadi kewajiban umat Muslim, tak sekadar rangkaian gerakan dan bacaan. Di dalamnya tersemat berbagai amalan sunnah yang memperkaya makna ibadah, salah satunya adalah membaca doa iftitah. Doa yang dilantunkan setelah takbiratul ihram ini, sering kali dianggap sekadar pembuka, padahal menyimpan makna mendalam yang patut direnungkan.
Banyak yang mungkin hanya membaca doa iftitah secara mekanis, tanpa benar-benar memahami esensi dari setiap kata yang terucap. Padahal, doa ini adalah bentuk pengakuan kehambaan kita di hadapan Allah SWT, sekaligus janji kesetiaan kita sebagai seorang Muslim. Mari kita telaah lebih dalam makna yang terkandung dalam doa iftitah.
Dalam doa iftitah, kita mengagungkan kebesaran Allah dengan kalimat "Allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila". Kalimat ini bukan sekadar ungkapan takbir, namun juga pengakuan bahwa Allah Maha Besar, segala puji hanya milik-Nya, dan Dia Maha Suci dari segala kekurangan. Kita memuji Allah di setiap waktu, pagi dan sore, sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan.
Also Read
Kemudian, kita melanjutkan dengan "Wajjahtu wajhiya lilladzi fataras samawati wal ardha hanifan muslima, wama ana minal musyrikin". Ini adalah deklarasi bahwa kita menghadapkan wajah dan hati kita hanya kepada Allah, Dzat yang menciptakan langit dan bumi. Kita tegaskan bahwa kita adalah seorang muslim yang lurus, bukan seorang musyrik yang menyekutukan Allah. Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa tujuan hidup kita adalah hanya untuk mengabdi kepada Allah semata.
Selanjutnya, doa iftitah ditutup dengan "Inna sholati wanusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin. La syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin". Kalimat ini adalah janji kita kepada Allah bahwa seluruh sholat kita, ibadah kita, hidup kita, dan mati kita, semata-mata hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Kita mengakui bahwa Allah tidak memiliki sekutu dan kita diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Kita menutup doa ini dengan pernyataan bahwa kita adalah bagian dari orang-orang muslim yang berserah diri kepada Allah.
Jadi, doa iftitah bukanlah sekadar bacaan pembuka sholat. Lebih dari itu, doa ini adalah wujud pengakuan kita akan kebesaran Allah, janji kesetiaan kita sebagai seorang Muslim, serta deklarasi tujuan hidup kita untuk mengabdi hanya kepada-Nya. Memahami makna doa iftitah akan membuat sholat kita lebih khusyuk dan bermakna.
Oleh karena itu, mari kita mulai membaca doa iftitah dengan hati yang hadir, bukan sekadar lisan yang bergerak. Dengan begitu, sholat kita bukan hanya menjadi kewajiban yang gugur, tetapi juga ibadah yang penuh makna dan mendatangkan keberkahan. Jangan biarkan doa iftitah hanya menjadi ritual tanpa ruh. Jadikan ia sebagai pintu gerbang menuju kekhusyukan sholat yang sesungguhnya.