Pernah nggak sih, Mama, kita merasa pede banget sama diri sendiri, sampai-sampai lupa kalau semua yang kita punya dan capai itu ada campur tangan yang Maha Kuasa? Merasa paling pintar setelah dapat nilai bagus, merasa paling hebat setelah proyek sukses, atau merasa paling beruntung karena punya banyak harta? Nah, perasaan itu, yang dalam agama sering disebut "ujub," perlu kita waspadai. Ujub ini bisa datang diam-diam dan merusak keseimbangan hidup kita. Mari kita bahas lebih dalam tentang apa itu ujub, kenapa harus dihindari, bagaimana ciri-cirinya, contoh-contohnya, dan tentu saja, cara mengatasinya.
Ujub: Bangga yang Berlebihan, Lupa Diri
Sederhananya, ujub adalah perasaan bangga atau kagum pada diri sendiri secara berlebihan. Ini bukan sekadar bangga biasa, tapi bangga yang membuat kita merasa lebih hebat dan lebih baik dari orang lain. Yang bahaya, seringkali kita nggak sadar kalau kita sedang ujub. Kita merasa pencapaian, kemampuan, atau kelebihan yang kita miliki itu murni hasil usaha kita sendiri, tanpa mengakui peran Tuhan yang memberikan nikmat tersebut.
Kenapa Ujub Harus Dihindari?
Ujub itu seperti parasit yang menggerogoti hati dan jiwa kita. Jika dibiarkan, ia akan membawa dampak negatif yang serius:
Also Read
- Merusak Hati: Ujub membuat hati kita keras, sulit menerima nasihat, dan menutup diri dari kritik membangun. Kita jadi merasa paling benar dan sulit mengakui kesalahan.
- Mengurangi Pahala: Segala kebaikan yang kita lakukan, jika disertai ujub, pahalanya bisa berkurang bahkan hilang. Karena niat kita sudah bergeser, bukan lagi semata-mata karena Allah, tapi karena ingin dipuji atau diakui.
- Menghancurkan Hubungan: Sikap ujub bisa membuat kita sombong, merendahkan orang lain, dan akhirnya dijauhi. Hubungan baik dengan keluarga, teman, dan rekan kerja pun jadi rusak.
Ciri-ciri Ujub, Perhatikan Baik-baik!
Supaya kita bisa mawas diri, kenali ciri-ciri ujub ini dalam diri kita:
- Merasa Lebih Unggul: Selalu merasa diri lebih baik, lebih pintar, lebih hebat, dan lebih beruntung dari orang lain.
- Tidak Mengakui Peran Tuhan: Merasa semua yang dimiliki adalah hasil usaha sendiri, lupa bahwa semua adalah karunia dari Tuhan.
- Meremehkan Orang Lain: Suka merendahkan orang lain, merasa orang lain tidak selevel dengan kita.
- Suka Pamer: Gemar membanggakan diri sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan mendapatkan pujian.
Contoh Ujub dalam Kehidupan Sehari-hari:
Ujub bisa muncul dalam berbagai aspek kehidupan kita, Mama. Contohnya:
- Akademik: Merasa diri paling pintar karena selalu dapat nilai tertinggi, lalu meremehkan teman yang nilainya di bawah kita.
- Karier: Merasa sukses karena promosi dan penghargaan, lalu lupa bahwa ada bantuan dari rekan kerja, atasan, dan kesempatan yang diberikan Tuhan.
- Kekayaan: Merasa kaya karena kecerdasan dalam berbisnis, lalu lupa bahwa rezeki adalah pemberian Tuhan yang bisa saja diambil kapan saja.
- Ibadah: Merasa diri paling saleh karena rajin beribadah, lalu merendahkan orang lain yang kurang saleh.
Mengatasi Ujub: Kembali Rendah Hati
Mengatasi ujub bukan hal yang mudah, perlu kesadaran dan usaha yang berkelanjutan. Berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan:
- Sadar dan Mengakui Kelemahan: Setiap manusia punya kekurangan dan kelemahan. Mengakui kelemahan diri akan membuat kita lebih rendah hati.
- Ingat Sumber Segala Nikmat: Selalu ingat bahwa semua yang kita miliki adalah karunia dari Tuhan. Tanpa izin-Nya, kita bukan siapa-siapa.
- Berbuat Baik dengan Ikhlas: Lakukan segala kebaikan semata-mata karena Allah, bukan untuk pujian atau pengakuan dari orang lain.
- Perbanyak Doa: Berdoa kepada Allah agar hati kita selalu bersih dari sifat ujub.
- Belajar dari Kisah Teladan: Baca dan resapi kisah para nabi dan orang saleh yang selalu rendah hati meski memiliki kelebihan.
- Refleksi Diri: Luangkan waktu untuk merenungkan diri. Tanyakan pada diri sendiri, apakah ada bibit-bibit ujub dalam hati kita?
Pelajaran Berharga dari Qarun dan Iblis
Kisah Qarun dan Iblis adalah pengingat yang sangat kuat. Qarun, dengan kekayaan melimpahnya, akhirnya ditenggelamkan ke dalam bumi karena ujub. Iblis, dengan ketaatan awalnya, dilaknat karena ujubnya merasa lebih baik dari Adam. Keduanya adalah contoh nyata betapa bahayanya sifat ujub.
Jadi, Mama, yuk kita sama-sama menjaga hati dan menjauhi sifat ujub. Mari kita terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari, dengan selalu ingat bahwa semua yang kita miliki adalah titipan dari Tuhan. Dengan hati yang rendah hati, hidup kita akan lebih berkah dan bermakna.