Indonesia, dengan jejak sejarah Islam yang kaya, menyimpan banyak kisah tentang kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya. Di antara banyaknya kerajaan tersebut, Kesultanan Gowa Tallo di Sulawesi Selatan memiliki tempat tersendiri. Bukan sekadar kerajaan, Gowa Tallo adalah perpaduan dua kekuatan yang melahirkan sebuah peradaban maritim yang disegani. Mari kita selami lebih dalam tentang letak, sejarah, dan warisan yang ditinggalkan oleh kerajaan ini.
Dua Kerajaan, Satu Tujuan: Lokasi dan Awal Mula Gowa Tallo
Berbicara tentang Gowa Tallo, kita tidak bisa melupakan akar sejarahnya yang berawal dari dua kerajaan yang berbeda. Kerajaan Gowa yang berpusat di dataran tinggi, dan Kerajaan Tallo yang menguasai wilayah pesisir. Pada abad ke-15, tepatnya tahun 1490, kedua kerajaan ini sepakat untuk bersatu setelah Gowa berhasil menaklukkan Tallo. Kesepakatan ini bukan hanya soal politik, tetapi juga sebuah sumpah setia yang mengikat keduanya, dengan konsekuensi kutukan bagi siapapun yang berusaha memecah belah.
Persekutuan ini melahirkan entitas baru yang dikenal sebagai Kerajaan Makassar, dengan pembagian wilayah yang unik. Gowa memegang kendali di dataran tinggi, sementara Tallo bertanggung jawab atas wilayah pesisir. Lokasinya sendiri berada di Sulawesi Selatan, yang strategis untuk perdagangan maritim.
Also Read
Sultan Hasanuddin: Sang Ayam Jantan dari Timur
Nama Sultan Hasanuddin tidak bisa dilepaskan dari kejayaan Gowa Tallo. Lahir dengan nama Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape, beliau adalah sosok pemimpin yang cerdas, berani, dan memiliki jiwa dagang yang kuat. Julukan "Ayam Jantan dari Timur" bukan sekadar gelar, tetapi sebuah pengakuan atas keberaniannya melawan penjajah Belanda yang ingin menguasai rempah-rempah.
Sultan Hasanuddin tidak hanya berjuang sendiri, beliau juga mengajak kerajaan-kerajaan lain di Nusantara untuk bersatu melawan penjajah. Di bawah kepemimpinannya, Gowa Tallo menjadi pusat perdagangan di Indonesia timur dan berhasil menorehkan beberapa kemenangan gemilang, termasuk merebut dua kapal Belanda.
Perjuangan Sultan Hasanuddin melawan Belanda memang akhirnya menemui jalan buntu. Meski demikian, kegigihan dan semangatnya menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Beliau wafat pada 12 Juni 1670, meninggalkan jejak kepemimpinan yang tak terlupakan.
Warisan Abadi Gowa Tallo: Jejak Sejarah yang Masih Terjaga
Gowa Tallo tidak hanya meninggalkan cerita tentang keberanian dan kejayaan, tetapi juga bukti-bukti fisik yang masih bisa kita saksikan hingga saat ini. Berikut beberapa peninggalan kerajaan yang memiliki nilai sejarah tinggi:
- Istana Balla Lompoa: Dibangun pada tahun 1936, istana ini dulunya merupakan kediaman Sultan Gowa dan pusat pemerintahan. Kini, istana ini beralih fungsi menjadi museum yang menyimpan berbagai koleksi kerajaan. Lokasinya berada di Sungguminasa, Kabupaten Gowa.
- Benteng Somba Opu: Dibangun pada abad ke-16, benteng ini dulunya merupakan pusat perdagangan sebelum dikuasai VOC. Kini, benteng ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang populer di Kabupaten Gowa.
- Fort Rotterdam: Benteng berbentuk segi empat ini dulunya merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa Tallo. Dibangun pada tahun 1545, benteng ini memiliki gaya arsitektur yang dipengaruhi Portugis. Kini, Fort Rotterdam menjadi salah satu ikon kota Makassar.
- Masjid Tua Katangka: Didirikan pada tahun 1603, masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan. Hingga kini, masjid ini masih digunakan sebagai tempat ibadah dan menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Gowa Tallo.
- Istana Tamalate: Istana pertama Kerajaan Gowa yang kini hanya tersisa replikanya saja. Keberadaan Istana Tamalate menjadi pengingat akan sejarah panjang peradaban Gowa.
Refleksi dan Pelajaran dari Gowa Tallo
Perjalanan Gowa Tallo adalah sebuah pelajaran berharga tentang persatuan, keberanian, dan semangat perlawanan. Bagaimana dua kerajaan yang berbeda mampu bersatu untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Gowa Tallo juga mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga warisan budaya dan sejarah sebagai bagian dari identitas bangsa.
Kisah kejayaan Gowa Tallo adalah cerminan betapa kayanya Indonesia akan sejarah dan budaya. Menyelami jejak peradabannya adalah cara kita menghargai masa lalu, dan mengambil inspirasi untuk masa depan.