Bagi generasi yang pernah duduk di bangku sekolah, nama Majapahit tentu bukan hal asing. Kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang pernah berjaya di Nusantara ini, meninggalkan jejak sejarah yang begitu membekas. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai lika-liku perjalanan Majapahit, dari masa keemasan hingga keruntuhannya, dengan sentuhan perspektif baru yang mungkin belum pernah Anda dengar.
Awal Mula Berdirinya Majapahit: Strategi dan Pengkhianatan
Kisah Majapahit bermula dari intrik politik di Kerajaan Singasari pada akhir abad ke-13. Raden Wijaya, yang kala itu merupakan menantu Raja Kertanegara, harus menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh Jayakatwang. Dalam situasi terjepit, Raden Wijaya tidak hanya menggunakan kekuatan fisik, namun juga kecerdasan taktis. Ia berhasil memanfaatkan kekuatan asing, yaitu pasukan Mongol dari Dinasti Yuan, dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan.
Namun, di sinilah letak kejutan pertama. Setelah Jayakatwang berhasil ditaklukkan, Raden Wijaya dengan cerdik justru berbalik menyerang pasukan Mongol yang telah membantunya. Langkah ini bukan hanya menunjukkan keberanian dan strategi Raden Wijaya, tetapi juga kemampuannya untuk mengamankan kedaulatan tanah airnya dari pengaruh asing. Peristiwa ini menjadi fondasi awal berdirinya Majapahit, yang secara resmi didirikan pada 10 November 1293, dengan Raden Wijaya sebagai raja pertamanya.
Also Read
Masa Keemasan di Bawah Hayam Wuruk: Ekspansi dan Ekonomi Maritim
Puncak kejayaan Majapahit diraih pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389), dengan didampingi mahapatih Gajah Mada. Di bawah kepemimpinan mereka, Majapahit berhasil melakukan ekspansi wilayah yang sangat luas, mencakup hampir seluruh Nusantara, bahkan merambah ke beberapa wilayah Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Timor Leste.
Namun, kejayaan Majapahit bukan hanya soal penaklukan militer. Posisi geografisnya yang strategis di jalur perdagangan rempah-rempah memberikan keuntungan ekonomi yang besar. Majapahit menjadi pusat perdagangan yang ramai, menarik pedagang dari berbagai penjuru dunia. Pajak dan bea yang dikenakan atas barang-barang dagangan menjadi sumber pendapatan utama kerajaan, yang memungkinkan mereka membiayai infrastruktur dan kegiatan pemerintahan.
Masa Kemunduran: Perang Saudara dan Pengaruh Islam
Sayangnya, kejayaan Majapahit tidak berlangsung selamanya. Setelah Hayam Wuruk wafat, kerajaan ini mulai mengalami masa kemunduran. Salah satu penyebab utamanya adalah tidak adanya kaderisasi yang baik, sehingga terjadi perebutan kekuasaan yang berujung pada perang saudara yang dikenal dengan Perang Paregreg. Perang ini melemahkan kekuatan internal Majapahit, membuka celah bagi wilayah-wilayah kekuasaannya untuk melepaskan diri.
Faktor lain yang turut berkontribusi pada kemunduran Majapahit adalah melemahnya perekonomian dan masuknya pengaruh agama Islam. Perlahan namun pasti, agama Islam mulai menyebar di wilayah-wilayah pesisir, mempengaruhi pandangan masyarakat dan mempercepat keruntuhan kerajaan Hindu-Buddha terakhir ini. Kehadiran Islam bukan hanya sekadar perubahan agama, namun juga perubahan sosial, politik, dan ekonomi.
Peninggalan Majapahit: Lebih dari Sekadar Bangunan Megah
Meskipun Majapahit telah runtuh, peninggalannya masih bisa kita saksikan hingga hari ini. Bukan hanya dalam bentuk bangunan-bangunan megah seperti candi-candi dan prasasti, tetapi juga dalam bentuk nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang masih hidup dalam masyarakat Nusantara. Pemahaman terhadap sejarah Majapahit bukan sekadar mengetahui masa lalu, namun juga sebagai cerminan untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Majapahit mengajarkan kita bahwa kejayaan tidak akan abadi jika tidak dijaga dengan baik. Keberhasilan tidak boleh membuat kita lupa diri dan lalai dalam mempersiapkan generasi penerus. Perang dan konflik internal hanya akan melemahkan kekuatan bangsa. Sejarah Majapahit adalah pelajaran berharga tentang kepemimpinan, strategi, ekonomi, dan kerentanan sebuah bangsa. Mari kita belajar dari kisah ini dan menjadikannya sebagai inspirasi untuk membangun bangsa yang lebih kuat dan berdaulat.