Indonesia, negeri yang kaya akan keberagaman, menjadi rumah bagi berbagai agama dan kepercayaan. Salah satunya adalah agama Khonghucu, yang seringkali diasosiasikan dengan masyarakat keturunan Tionghoa. Namun, lebih dari sekadar identitas etnis, agama Khonghucu menyimpan ajaran-ajaran mendalam tentang kehidupan, kebajikan, dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
Lalu, apa sebenarnya kitab suci yang menjadi landasan ajaran agama Khonghucu? Mari kita telusuri bersama, agar pemahaman kita lebih komprehensif.
Kongjiao, Rujiao, dan Sang Maha Pencipta
Agama Khonghucu, yang juga dikenal sebagai Kongjiao atau Rujiao, berakar dari tradisi dan filosofi Tiongkok kuno. Penganutnya meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang disebut Tian, Tian Kong, Tian Gong, atau Huang Tian. Tuhan dalam konsep Khonghucu adalah entitas yang tidak berwujud, namun keberadaan-Nya meliputi segala sesuatu. Konsep ini, yang menekankan kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan, dijelaskan dalam kitab Si Shu bagian "Tengah Sempurna Bab XV".
Also Read
Wu Jing: Akar Kebijaksanaan Khonghucu
Kitab suci utama dalam agama Khonghucu adalah Wu Jing (五經), atau dikenal juga sebagai Kitab Suci yang Lima. Sesuai namanya, Wu Jing terdiri dari lima kitab yang menjadi landasan utama ajaran Khonghucu:
- Kitab Perubahan (易經/Yì Jīng): Menggali konsep perubahan (Yin dan Yang) yang mendasari alam semesta dan kehidupan.
- Kitab Syair (詩經/Shī Jīng): Kumpulan puisi-puisi klasik yang mengungkapkan berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari cinta, alam, hingga sejarah.
- Kitab Catatan Sejarah (書經/Shū Jīng): Catatan sejarah kuno yang berisi kisah para raja dan tokoh bijak Tiongkok serta prinsip-prinsip pemerintahan yang ideal.
- Kitab Kesusilaan (禮記/Lǐ Jì): Membahas tata krama, etika, dan ritual yang menjadi pedoman bagi kehidupan sosial dan spiritual.
- Kitab Musik (樂經/Yuè Jīng): Kitab tentang musik yang dalam ajaran Khonghucu dianggap sebagai sarana untuk mencapai keharmonisan jiwa dan sosial. (Catatan: Kitab ini hilang, dan referensi mengenai musik dalam ajaran Khonghucu dapat ditemukan di kitab lainnya)
Wu Jing adalah sumber utama dari ajaran Khonghucu, kitab ini menjadi dasar bagi kitab-kitab suci lainnya.
Si Shu: Inti Ajaran Khonghucu dalam Empat Kitab
Selain Wu Jing, terdapat Si Shu (四書), atau Kitab Yang Empat, yang juga sangat penting dalam agama Khonghucu. Si Shu dianggap sebagai kitab pokok yang berisi inti dari ajaran-ajaran Khonghucu:
- Ajaran Besar (大學/Dà Xué): Membahas konsep pengembangan diri, keluarga, dan negara berdasarkan prinsip-prinsip kebajikan.
- Tengah Sempurna (中庸/Zhōng Yōng): Menjelaskan tentang konsep keseimbangan, harmoni, dan jalan tengah dalam kehidupan.
- Sabda Suci (論語/Lún Yǔ): Kumpulan percakapan dan ajaran dari Nabi Kongzi dan murid-muridnya, yang menjadi pedoman moral dan etika.
- Kitab Mengzi (孟子/Mèng Zǐ): Berisi ajaran dari filsuf Mengzi, seorang penerus ajaran Kongzi, yang menekankan pentingnya kebajikan dan pemerintahan yang adil.
Si Shu sering digunakan sebagai panduan praktis dalam kehidupan sehari-hari, membantu penganut Khonghucu dalam mengembangkan diri, berinteraksi dengan sesama, dan menjalankan kehidupan dengan bijak.
Hari Raya dan Tradisi Khonghucu: Refleksi Spiritual
Agama Khonghucu juga memiliki hari-hari raya yang penting, di mana penganutnya melakukan sembahyang dan refleksi spiritual:
- Tahun Baru Imlek/Kongzili/Yinli/Xin Zheng (1 bulan I): Perayaan pergantian tahun baru yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan.
- Jing Tian Gong (8/9 bulan I): Sembahyang besar kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai ungkapan syukur dan bakti.
- Shang Yuan/Yuan Xiao atau Cap Go Me (15 bulan I): Perayaan yang melambangkan persatuan dan keharmonisan.
- Hari Wafat Nabi Kongzi (18 bulan II): Hari untuk mengenang ajaran dan jasa Nabi Kongzi.
- Hari Lahir Nabi Kongzi (27 bulan VIII): Perayaan kelahiran Nabi Kongzi, yang dianggap sebagai tokoh panutan dalam agama Khonghucu.
- Dong Zhi (22 Desember): Hari Genta Rohani, yang melambangkan perubahan dan harapan baru.
Meneladani Kebijaksanaan Khonghucu
Agama Khonghucu bukan sekadar tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Lebih dari itu, ia adalah jalan hidup yang mengajarkan tentang pentingnya kebajikan, harmoni, dan hubungan yang baik dengan Tuhan serta sesama manusia. Melalui kitab suci Wu Jing dan Si Shu, kita dapat menggali kebijaksanaan yang relevan bagi kehidupan modern, tentang bagaimana menjadi manusia yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi dunia sekitar.