Pernahkah kita bertanya, siapa saja pahlawan nasional kita yang berasal dari kalangan perempuan? Di antara barisan pejuang bangsa, terselip nama Opu Daeng Risadju, seorang perempuan tangguh dari Sulawesi Selatan. Beliau bukan hanya sekadar putri bangsawan, tapi juga simbol perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Mari kita telusuri jejak perjuangannya yang inspiratif.
Opu Daeng Risadju lahir pada 1 Agustus 1897 di Bone, Sulawesi Selatan. Terlahir sebagai putri bangsawan, Opu Daeng Risadju sejak dini telah menunjukkan kecerdasan dan kepedulian yang tinggi terhadap rakyatnya. Jiwa kepemimpinannya terasah seiring berjalannya waktu, membawanya pada jalan perjuangan melawan ketidakadilan kolonialisme.
Keterlibatan Opu Daeng Risadju dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda bukan tanpa alasan. Ia melihat langsung bagaimana penjajahan menindas dan menyengsarakan rakyat. Semangat patriotisme yang membara mendorongnya untuk terjun langsung dalam medan pertempuran. Beliau bukan hanya menjadi penggerak, namun juga seorang komandan yang memimpin pasukannya di garis depan.
Also Read
Pada tahun 1914, Opu Daeng Risadju bergabung dengan pasukan pemberontak di bawah komando Andi Mappanyukki, salah seorang pejuang terkemuka Sulawesi Selatan. Langkah ini menunjukkan keberaniannya dalam mengambil sikap dan risiko demi membela tanah air. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1917, ia bersama pasukannya berhasil merebut Benteng Belanda di Malunda. Kemenangan ini menjadi pukulan telak bagi kolonial Belanda sekaligus membangkitkan semangat perjuangan di wilayah Sulawesi Selatan.
Sayangnya, perjuangan Opu Daeng Risadju harus terhenti saat beliau ditangkap oleh pasukan Belanda pada tahun 1918. Sebagai hukuman, beliau diasingkan ke Pulau Ternate, Maluku Utara. Di tempat pengasingan, beliau terus berjuang dengan cara yang berbeda. Walaupun dalam tahanan, semangat dan idealismenya tidak pernah padam. Opu Daeng Risadju wafat di Ternate pada tanggal 13 Oktober 1942 dalam tahanan Belanda.
Perjuangan dan pengorbanannya yang luar biasa akhirnya diakui oleh negara. Pemerintah Indonesia menganugerahinya gelar pahlawan nasional pada tanggal 9 November 2000. Pengakuan ini bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga pengingat akan pentingnya keberanian dan keteguhan hati dalam melawan penindasan.
Opu Daeng Risadju adalah contoh nyata bahwa perempuan juga bisa menjadi garda terdepan dalam perjuangan. Kisahnya menginspirasi kita semua, khususnya generasi muda, untuk terus berjuang membela kebenaran dan keadilan. Beliau adalah teladan bagi kita semua bahwa semangat patriotisme dan keberanian adalah modal utama dalam membangun bangsa. Lebih dari itu, beliau adalah bukti bahwa perempuan Indonesia memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa.