Pernah bersorak di Stadion Si Jalak Harupat? Pasti bangga, ya, sebagai warga Bandung. Tapi, tahukah kamu kalau nama "Si Jalak Harupat" itu bukan sekadar label stadion megah? Ada kisah heroik di balik nama itu, kisah seorang pahlawan nasional yang berjuang mati-matian demi kemerdekaan Indonesia: Otto Iskandardinata.
Julukan yang Menggambarkan Semangat Juang
"Jalak" dan "Harupat". Dalam bahasa Sunda, jalak adalah nama burung yang dikenal lincah dan pemberani. Sementara harupat adalah cambuk yang menyambar cepat. Julukan "Si Jalak Harupat" melekat pada Otto bukan tanpa alasan. Julukan ini adalah simbol keberanian, ketegasan, dan kecepatan aksinya dalam membela kebenaran. Ia bagai burung jalak yang tak gentar menghadapi musuh, dan cambuk yang memukul telak segala bentuk ketidakadilan.
Lebih dari Sekadar Pejabat, Seorang Pejuang Sejati
Otto Iskandardinata lahir di Bojongsoang, Bandung. Ia sempat mengenyam pendidikan di Opleidingsschool voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), sekolah khusus untuk calon pegawai pemerintah Hindia Belanda. Namun, pendidikan itu tak membuatnya lupa akan penderitaan rakyatnya. Otto muda kemudian memilih jalan perjuangan. Ia aktif di Paguyuban Pasundan, wadah bagi masyarakat Sunda untuk memperjuangkan hak-haknya.
Also Read
Pergerakan nasional menjadi panggung utama Otto. Ia tak ragu melawan penjajah, berjuang dengan semangat yang membara. Ketika Jepang datang, semangatnya tak padam. Ia menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di sini, Otto turut merumuskan dasar-dasar negara Indonesia yang merdeka.
Menteri di Awal Kemerdekaan, Akhir Hidup yang Tragis
Kemerdekaan akhirnya datang. Otto menjadi Menteri Negara dalam Kabinet Sjahrir I. Perannya vital dalam membangun fondasi negara yang baru lahir ini. Namun, di tengah semangat membangun bangsa, Otto justru menjadi korban kebiadaban. Ia diculik dan dibunuh oleh kelompok tak dikenal pada 20 Desember 1945. Kepergiannya yang tragis meninggalkan duka mendalam bagi bangsa ini.
Inspirasi yang Terus Menyala
Kisah Otto Iskandardinata bukan sekadar cerita masa lalu. Semangatnya, keberaniannya, dan kecintaannya pada tanah air adalah inspirasi yang terus menyala. Stadion Si Jalak Harupat adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap jasa-jasanya. Tapi lebih dari itu, nama "Si Jalak Harupat" seharusnya mengingatkan kita pada perjuangan seorang pahlawan yang rela berkorban demi kemerdekaan.
Bukan Hanya Soal Nama, Tapi Soal Semangat
Otto Iskandardinata mengajarkan kita bahwa keberanian tak mengenal usia dan latar belakang. Ia adalah sosok yang membuktikan bahwa perubahan bisa terjadi jika kita punya kemauan dan semangat juang yang tinggi. Jangan hanya mengingat "Si Jalak Harupat" sebagai nama stadion, tapi resapi semangat kepahlawanannya. Kisahnya adalah pelajaran berharga, khususnya bagi generasi muda, tentang pentingnya keberanian, keteguhan, dan cinta tanah air. Mari kita teruskan perjuangan dan cita-cita pahlawan, dengan cara kita masing-masing.