Pernahkah kamu merasa tubuh lemas, kepala berdenyut, dan perut mual setelah malam yang panjang dengan teman-teman? Mungkin yang kamu alami adalah "pengar," kondisi yang akrab di telinga kita, terutama setelah mengonsumsi minuman beralkohol. Tapi, apa sebenarnya pengar itu? Apakah hanya sekadar efek samping dari mabuk? Mari kita bahas lebih dalam.
Pengar, atau yang sering disebut "basian" dalam bahasa gaul, bukan sekadar sakit kepala biasa. Ini adalah kumpulan gejala fisik dan psikologis yang muncul setelah tubuh berupaya memproses alkohol. Efek ini bisa berlangsung beberapa jam, bahkan lebih dari sehari penuh, tergantung seberapa banyak alkohol yang masuk ke tubuh dan kemampuan metabolisme masing-masing individu.
Bukan Sekadar Efek Mabuk, Inilah yang Terjadi di Tubuhmu
Gejala pengar memang cukup beragam dan tidak nyaman. Mulai dari sakit kepala yang berdenyut-denyut, rasa kantuk yang tak tertahankan, kesulitan fokus, mulut kering bagai gurun pasir, pusing berputar, badan lemas tak berdaya, mual hingga muntah, bahkan diare. Beberapa orang juga bisa kehilangan nafsu makan, menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, merasa depresi, berkeringat dingin, mudah marah, hingga dilanda kecemasan.
Also Read
Mengapa semua ini bisa terjadi? Singkatnya, pengar adalah respons tubuh terhadap beberapa hal:
- Dehidrasi: Alkohol bersifat diuretik, yang berarti ia mendorong tubuh untuk mengeluarkan cairan lebih banyak. Akibatnya, tubuh menjadi kekurangan cairan yang memicu berbagai gejala seperti sakit kepala dan mulut kering.
- Penurunan Gula Darah: Alkohol dapat mengganggu regulasi gula darah, menyebabkan penurunan kadar gula. Hal ini bisa memicu kelelahan, lemas, dan kesulitan berkonsentrasi.
- Toksin: Proses metabolisme alkohol dalam tubuh menghasilkan zat beracun seperti asetaldehida. Zat inilah yang berkontribusi terhadap munculnya gejala pengar.
- Gangguan Sistem Saraf: Alkohol dapat mengganggu sistem saraf pusat, yang menjelaskan mengapa kita merasakan pusing, mual, dan perubahan suasana hati.
Pengar: Bukan Sekadar Masalah Fisik, Tapi Juga Emosional
Penting untuk dipahami bahwa pengar bukan hanya tentang gejala fisik yang mengganggu. Kondisi ini juga bisa mempengaruhi kesehatan mental dan emosional. Sensitivitas terhadap cahaya, perubahan suasana hati, hingga kecemasan yang muncul, bisa membuat hari terasa sangat berat. Tak jarang, seseorang merasa menyesal dan malu setelah mengalami pengar yang parah.
Lebih dari Sekadar “Basian”: Mengenali dan Mengatasi Pengar
Jadi, pengar bukan sekadar efek samping ringan setelah minum alkohol. Ini adalah kombinasi dari berbagai gangguan fisik dan psikologis yang dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika kamu sering mengalami pengar, mungkin ini saatnya untuk mempertimbangkan kembali kebiasaan minum alkohol.
Beberapa tips untuk mengatasi pengar:
- Rehidrasi: Minum air putih yang banyak untuk mengganti cairan yang hilang.
- Makan: Pilih makanan yang mudah dicerna dan mengandung karbohidrat untuk meningkatkan kadar gula darah.
- Istirahat: Tidur yang cukup akan membantu tubuh memulihkan diri.
- Hindari Alkohol: Beri tubuh waktu untuk pulih dan kurangi konsumsi alkohol di kemudian hari.
Pengar adalah pengingat bahwa tubuh kita memiliki batasan. Menjaga kesehatan dan keseimbangan dalam gaya hidup adalah kunci untuk menikmati setiap momen tanpa harus menderita efek samping yang tidak menyenangkan. Mari lebih bijak dalam memilih, dan ingat, kesenangan sesaat tidak sebanding dengan pengar berkepanjangan.
