Bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah, bukan hanya penanda pergantian tahun dalam Islam, tetapi juga menyimpan amalan sunnah yang sangat dianjurkan, yaitu puasa Asyura. Puasa yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram ini memiliki sejarah panjang dan keutamaan yang luar biasa. Mari kita telusuri lebih dalam tentang puasa Asyura, mulai dari jadwal, niat, asal usul, hingga keutamaannya.
Kapan Puasa Asyura Dilaksanakan?
Puasa Asyura dikerjakan pada tanggal 10 Muharram. Pada tahun 1445 Hijriyah, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan 28 Juli 2023. Namun, perlu diingat bahwa penanggalan Hijriyah berdasarkan pada peredaran bulan, sehingga tanggalnya akan berbeda setiap tahunnya dalam kalender Masehi. Penting untuk selalu memantau kalender Hijriyah agar tidak terlewatkan puasa sunnah yang satu ini.
Sejarah Puasa Asyura: Jejak Nabi Musa Hingga Tradisi Islam
Kisah di balik puasa Asyura sangat menarik. Dikisahkan, kaum Yahudi di Madinah sudah lebih dulu berpuasa pada hari Asyura untuk memperingati kemenangan Nabi Musa dan kaum Bani Israel saat melarikan diri dari kejaran Fir’aun. Nabi Muhammad SAW, melihat tradisi ini, kemudian bersabda bahwa umat Islam lebih berhak merayakan hari tersebut. Inilah yang menjadi landasan disunnahkannya puasa Asyura bagi umat Muslim.
Also Read
Awalnya, Nabi Muhammad SAW menganjurkan puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Namun, setelah diwajibkannya puasa Ramadan, beliau hanya menganjurkan puasa pada tanggal 10 Muharram saja. Meski begitu, ada juga anjuran untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram (puasa Tasua) sebagai pembeda dengan tradisi Yahudi. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan keindahan ajaran Islam yang selalu mencari keseimbangan.
Bacaan Niat Puasa Asyura
Sama seperti ibadah lainnya, puasa Asyura juga diawali dengan niat. Berikut adalah bacaan niat puasa Asyura yang bisa dilafalkan:
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati ‘Āsyūrā lillāhi ta’ālā"
Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah hari Asyura esok hari karena Allah Ta’ala."
Niat ini dilafalkan dalam hati pada malam hari sebelum berpuasa atau sebelum terbit fajar. Niat merupakan bagian penting dari ibadah, yang menunjukkan kesungguhan kita dalam menjalankan perintah Allah.
Keutamaan Puasa Asyura: Penghapus Dosa dan Pintu Berkah
Bukan tanpa alasan puasa Asyura sangat dianjurkan. Ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan oleh umat Muslim yang menjalankan puasa sunnah ini, diantaranya:
- Menghapus Dosa Setahun Lalu: Salah satu keutamaan paling besar puasa Asyura adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu. Ini adalah anugerah yang luar biasa dari Allah SWT untuk umatnya. Namun, perlu diingat, penghapusan dosa ini berlaku bagi dosa-dosa kecil, bukan dosa besar yang membutuhkan taubat nasuha.
- Meneladani Sunnah Nabi Muhammad SAW: Dengan berpuasa Asyura, kita juga sedang meneladani sunnah Rasulullah SAW. Setiap amalan yang dilakukan karena mengikuti sunnah, akan mendatangkan pahala dan keberkahan.
- Mengikuti Jejak Nabi Musa: Puasa Asyura juga menjadi pengingat kita akan perjuangan Nabi Musa dan kaumnya dalam melawan kezaliman Fir’aun. Ini adalah bentuk solidaritas kita dengan para nabi dan kaum beriman terdahulu.
- Membuka Pintu Rezeki: Ada keyakinan bahwa puasa Asyura dapat membawa berkah dan membuka pintu rezeki dari Allah SWT. Ini menjadi salah satu alasan mengapa puasa ini begitu dinanti oleh umat Muslim.
Lebih dari Sekadar Tradisi
Puasa Asyura bukan hanya sekadar tradisi atau ritual keagamaan. Lebih dari itu, puasa ini adalah momentum untuk kita merenung, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan memperbaiki diri. Dengan memahami sejarah dan keutamaannya, diharapkan puasa Asyura bukan hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga menjadi ibadah yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Mari kita sambut datangnya bulan Muharram dan jadikan puasa Asyura sebagai salah satu amalan yang kita laksanakan dengan penuh cinta dan pengharapan kepada Allah SWT.