Momen Hari Kemerdekaan bukan sekadar upacara bendera dan lomba-lomba. Bagi sebagian keluarga, ini adalah saat yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai budaya pada anak. Seperti yang dilakukan seorang ibu bernama (nama tidak disebutkan di artikel), yang memperkenalkan baju adat Cak dan Ning dari Jawa Timur pada putranya, Rasyid.
Kisah ini bermula dari kecintaan Rasyid pada buku dongeng cerita rakyat. Ilustrasi baju adat dalam buku-buku tersebut membangkitkan rasa ingin tahu Rasyid. Dia kerap bertanya tentang asal daerah dan makna dari pakaian yang dikenakan tokoh-tokoh dalam cerita. Keinginan untuk mencoba pakaian adat pun muncul, namun momennya belum juga pas.
Hingga akhirnya, keluarga besar mengadakan Family Gathering di Taman Mini Indonesia Indah, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan. Anak-anak diminta hadir mengenakan baju adat. Ini menjadi kesempatan emas bagi sang ibu untuk mengenalkan Rasyid pada budaya Jawa Timur, khususnya pakaian Cak dan Ning.
Also Read
Lebih Dalam Mengenal Cak dan Ning
Cak dan Ning, seperti yang dipaparkan, sebenarnya adalah sebutan untuk kontes muda-mudi di Kota Surabaya. Mirip dengan Abang None di Jakarta. Pakaian Cak, yang dikenakan Rasyid, umumnya terdiri dari beskap dan celana bahan yang dilapisi kain jarik. Beskap sendiri merupakan kemeja resmi laki-laki yang dulunya dipakai dalam tradisi Jawa Mataraman, diperkirakan ada sejak akhir abad ke-18.
Sang ibu memilihkan beskap berbahan satin dengan payet dan kantong di bagian bawah untuk Rasyid. Celananya pun senada, namun tanpa kain jarik, agar tidak terlalu ramai. Meski demikian, tidak mengurangi nilai pakaian adat ini.
Rasyid ternyata sangat nyaman dan betah mengenakan pakaian adat Cak ini. Selain bahannya tidak gerah, modelnya juga memungkinkan dia untuk bebas bergerak. Pakaian ini juga terlihat mewah untuk acara malam hari, cocok untuk berfoto-foto.
Tips Jitu Perkenalkan Baju Adat pada Anak
Pengalaman sang ibu mengajarkan bahwa memperkenalkan budaya, khususnya baju adat, pada anak usia dini bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Berikut beberapa tips yang bisa dicoba:
- Mulai dari Dongeng: Buku cerita rakyat dengan ilustrasi pakaian adat bisa menjadi gerbang awal. Biarkan anak bertanya dan berimajinasi dengan tokoh-tokoh dalam cerita. Ini akan membangun ketertarikan mereka.
- Visualisasikan dengan Sticker: Tempelkan sticker atau hiasan dinding bergambar baju adat di ruang belajar atau bermain anak. Visualisasi akan membantu anak lebih cepat memahami dan mengingat informasi.
- Ajak Memakai Langsung: Momen-momen spesial seperti Hari Kartini atau Hari Kemerdekaan adalah waktu yang tepat untuk mengajak anak memakai baju adat. Suasana ramai dan meriah akan membuat mereka semakin semangat.
Penting juga untuk diingat bahwa tidak semua anak akan langsung tertarik dan nyaman dengan pakaian adat. Dibutuhkan kesabaran dan kreativitas dari orang tua. Pilihlah bahan pakaian yang nyaman, model yang tidak membatasi gerak anak, dan sesuaikan dengan karakter mereka.
Kisah Rasyid membuktikan bahwa memperkenalkan budaya pada anak sejak dini bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan efektif. Bukan hanya sekadar mengenalkan pakaian adat, tapi juga menanamkan rasa cinta dan bangga pada budaya bangsa. Semoga pengalaman ini menginspirasi para orang tua di rumah untuk terus mengenalkan kekayaan budaya Indonesia pada generasi penerus.