Mahasiswa tingkat akhir, angkat tangan! Sudah akrab, dong, dengan momok bernama daftar pustaka? Bagian akhir skripsi atau makalah yang seringkali bikin kita menggaruk kepala ini memang krusial. Fungsinya, jelas, menunjukkan sumber-sumber yang kita pakai untuk menyusun argumen atau penelitian. Namun, seringkali kita terjebak pada detail yang sebenarnya tidak perlu ditulis. Nah, biar enggak lagi bingung dan malah bikin daftar pustaka makin panjang, yuk kita bedah tuntas apa saja yang sebaiknya dihindari.
1. Jangan Terlalu Mendeskripsikan Isi Sumber
Saat menulis daftar pustaka, hindari memasukkan sinopsis atau deskripsi panjang tentang buku yang kita gunakan. Cukup tuliskan informasi dasar: judul, penulis, penerbit, dan tahun terbit. Deskripsi yang terlalu detail malah membuat daftar pustaka jadi bertele-tele. Ingat, tujuan daftar pustaka adalah menyajikan informasi sumber secara ringkas dan jelas, bukan me-review isinya.
2. Hindari Komentar Pribadi dalam Daftar Pustaka
Pernahkah kita menulis, "Buku ini sangat bagus dan sangat membantu saya memahami teori X…"? Sebaiknya, hindari memasukkan opini pribadi ke dalam daftar pustaka. Daftar pustaka haruslah objektif dan berdasarkan fakta. Pendapat subjektif kita lebih cocok ditempatkan pada bagian pembahasan atau ulasan dalam teks utama.
Also Read
3. URL Panjang? Cukup yang Singkat Saja!
Ketika mencantumkan sumber online, gunakan URL yang singkat dan langsung mengarah ke artikel yang kita gunakan. Kalau ada DOI (Digital Object Identifier), itu lebih baik karena lebih ringkas dan permanen. Hindari menyertakan URL yang panjang dan berbelit-belit.
4. Detail Jurnal yang Tak Perlu
Dalam artikel jurnal, ada beberapa detail yang seringkali kita masukkan padahal tidak perlu, seperti informasi editor, kota penerbit, atau total halaman jurnal. Cukup cantumkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, nama jurnal, volume, edisi, dan halaman artikel tersebut.
5. Gelar Akademik Penulis, Tak Perlu Ditulis
Gelar akademik penulis, seperti Dr., S.E., M.Si., tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka. Cukup tuliskan nama lengkap penulis saja. Ini menjaga daftar pustaka tetap sederhana dan tidak berlebihan.
6. Catatan Pribadi? Simpan Saja!
Catatan kuliah, catatan seminar, atau dokumen internal lainnya yang tidak diterbitkan sebaiknya jangan dimasukkan ke dalam daftar pustaka. Daftar pustaka hanya mencantumkan sumber yang dapat diakses dan diverifikasi oleh pembaca lain. Catatan pribadi, jelas, tidak memenuhi kriteria ini.
7. Wikipedia Bukan Sumber Terpercaya!
Meskipun sering jadi andalan untuk mencari informasi, Wikipedia bukanlah sumber akademik yang kredibel. Kontennya bisa diubah oleh siapa saja, jadi sebaiknya hindari. Gunakan sumber-sumber yang lebih terpercaya, seperti buku, jurnal ilmiah, atau publikasi resmi lainnya. Wikipedia bisa menjadi titik awal untuk riset, tapi jangan menjadikannya sebagai satu-satunya rujukan.
8. Jangan Ulang Sumber yang Sama Berkali-kali
Jika kita menggunakan satu sumber lebih dari sekali, cukup cantumkan satu kali saja dalam daftar pustaka. Tidak perlu mengulang sumber yang sama berkali-kali hanya karena sering kita kutip di berbagai halaman.
9. Informasi yang Sudah Jelas Tak Perlu Ditulis
Hindari menulis keterangan yang berlebihan dalam daftar pustaka. Misalnya, menulis "John Smith (penulis buku yang juga seorang profesor di Universitas X, dan ahli dalam bidang Y) menulis dalam bukunya…". Cukup tulis informasi dasar sumber tersebut. Detail tambahan yang sudah jelas atau bisa diketahui dari konteks penulisan tidak perlu dicantumkan.
10. Sumber yang Tak Dikutip, Jangan Masuk Daftar Pustaka!
Daftar pustaka seharusnya mencerminkan sumber yang kita kutip dalam teks utama. Jangan memasukkan buku atau artikel yang tidak pernah kita sebutkan atau kutip dalam tulisan kita. Setiap sumber di daftar pustaka harus punya "jejak" di dalam teks skripsi atau makalah kita.
Insight Tambahan:
Selain 10 hal di atas, ada beberapa hal lain yang perlu kita perhatikan agar daftar pustaka kita semakin baik:
- Gunakan Gaya Sitasi yang Konsisten: Pilih satu gaya sitasi (misalnya APA, MLA, Chicago) dan gunakan secara konsisten di seluruh daftar pustaka.
- Periksa Ulang: Selalu periksa kembali semua informasi yang tercantum dalam daftar pustaka untuk menghindari kesalahan ketik atau format yang tidak sesuai.
- Manfaatkan Aplikasi atau Website Sitasi: Ada banyak aplikasi atau website yang dapat membantu kita membuat daftar pustaka secara otomatis. Ini bisa sangat membantu agar format sitasi selalu tepat.
Kesimpulan
Menulis daftar pustaka memang butuh ketelitian, tapi dengan mengetahui hal-hal yang tidak perlu dicantumkan, kita bisa membuatnya lebih ringkas, efektif, dan mudah dipahami. Jadi, mulai sekarang, yuk hindari kesalahan-kesalahan di atas agar daftar pustaka skripsi atau makalah kita makin berkualitas! Semangat mengerjakan tugas akhir, ya!