Mungkin nama Sultan Hasanuddin tak asing lagi di telinga kita. Ya, beliau adalah sosok sentral dari Kerajaan Gowa Tallo, kerajaan Islam yang pernah berjaya di Sulawesi Selatan. Tapi, lebih dari sekadar nama, Sultan Hasanuddin adalah simbol perlawanan terhadap dominasi asing dan figur penting dalam sejarah kebesaran kerajaan maritim Nusantara.
Kerajaan Gowa Tallo sendiri bukan kerajaan yang baru muncul tiba-tiba. Akar sejarahnya sudah tertanam sejak abad ke-11, dengan letak strategis di jalur perdagangan yang menghubungkan Maluku dengan Malaka dan Jawa. Sombaopu, pusat kerajaan di Makassar, menjadi saksi bisu lalu lalang pedagang dari berbagai penjuru dunia. Namun, puncak kejayaan kerajaan ini justru diraih di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, yang naik tahta pada tahun 1653.
Sultan Hasanuddin, sang "Ayam Jantan dari Timur", bukan hanya dikenal sebagai penguasa yang berhasil meluaskan wilayah kekuasaan hingga ke NTB, atau sosok yang memajukan pendidikan dan penyebaran agama Islam. Lebih dari itu, beliau dikenal sebagai raja yang gigih menentang dominasi asing. Kehadiran VOC di Ambon tidak membuatnya gentar. Justru, beliau memimpin langsung pertempuran melawan pasukan Belanda di Maluku, dan berhasil membuat mereka kocar-kacir.
Also Read
Perlawanan Sultan Hasanuddin ini tidak hanya sekadar soal harga diri. Ini adalah bentuk pembelaan terhadap kedaulatan wilayah dan kemerdekaan ekonomi rakyat Gowa Tallo. Beliau menolak tunduk pada monopoli perdagangan yang dilakukan VOC, yang pada saat itu ingin menguasai rempah-rempah Nusantara. Perlawanan ini menunjukkan bahwa kerajaan Gowa Tallo bukanlah kerajaan kecil yang bisa seenaknya ditaklukkan.
Sayangnya, pertempuran yang berlangsung cukup lama dan politik adu domba yang dimainkan VOC, akhirnya membuat kerajaan Gowa Tallo mengakui kekalahan dan menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Perjanjian ini menjadi titik balik dalam sejarah kerajaan, dan memaksa Sultan Hasanuddin turun takhta, digantikan oleh Sultan Amir Hamzah.
Meski pada akhirnya kalah, semangat perlawanan dan keberanian Sultan Hasanuddin tetap membekas dalam sejarah. Beliau adalah simbol perlawanan terhadap penjajahan dan figur yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak pernah rela dijajah. Kisah Sultan Hasanuddin adalah pengingat bahwa kebesaran sebuah bangsa tidak hanya diukur dari luas wilayah atau kekayaan materi, tetapi juga dari semangat juang dan keberanian untuk membela kebenaran.
Kisah ini juga mengajarkan kita bahwa dalam setiap periode sejarah, selalu ada sosok yang tampil sebagai pemimpin. Sultan Hasanuddin adalah salah satu di antara mereka, seorang pemimpin yang berani dan berprinsip. Dengan mempelajari kisah beliau, kita tidak hanya mengenal sejarah, tetapi juga mendapatkan inspirasi dan nilai-nilai luhur yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kisah tentang Sultan Hasanuddin juga menjadi pengingat pentingnya persatuan dan kewaspadaan terhadap segala bentuk dominasi, termasuk yang terjadi di era modern ini.