Kabar duka menyelimuti selebgram Emy Aghnia atau yang lebih dikenal sebagai Aghnia Punjabi. Putri kecilnya, Jana Amira Priyanka, menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh pengasuhnya sendiri. Kisah ini menggemparkan jagat maya setelah Aghnia membagikan bukti-bukti kejamnya perlakuan pengasuh terhadap anaknya melalui media sosial. Tak hanya itu, kasus ini juga menyoroti celah pengawasan dan keamanan yang mengintai anak-anak di bawah pengawasan orang lain.
Aghnia Punjabi: Dari OOTD ke Panggung Keprihatinan
Aghnia Punjabi bukan nama baru di dunia maya. Lahir di Tuban, Jawa Timur, ia memulai karirnya sebagai selebgram yang dikenal dengan gaya Outfit of the Day (OOTD) yang menarik. Konsistensinya membagikan konten fashion dan kecantikan mengantarkannya pada popularitas. Namun, ia tak hanya berkutat di dunia digital. Aghnia merupakan lulusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Sosoknya kini dikenal sebagai selebgram hijab yang menginspirasi banyak pengikut, terutama dari generasi Z.
Kehidupan pribadinya juga tak luput dari sorotan. Pernikahannya dengan pengusaha muda Reinukky Abidharma pada tahun 2019 sempat menjadi perbincangan karena keduanya memutuskan untuk menikah setelah saling mengenal hanya dalam waktu sebulan. Pernikahan yang digelar dengan dua konsep, adat Palembang dan internasional, ini semakin menambah kisah unik perjalanan hidup Aghnia. Kehadiran putri kecilnya, Jana Amira Priyanka, semakin melengkapi kebahagiaan keluarga ini. Momen-momen kebersamaan mereka seringkali dibagikan Aghnia di akun Instagram pribadinya.
Also Read
Selain aktif sebagai selebgram, Aghnia juga piawai dalam berbisnis. Ia telah meluncurkan beberapa brand di bidang fashion dan kuliner, seperti Sylmi, Mornbich, dan Kuchen Dessert. Ia juga merupakan pemilik Pesen Kopi, membuktikan bahwa minatnya tidak terbatas pada satu bidang saja. Namun, dibalik kesuksesan dan kebahagiaan yang kerap ia bagikan, tersimpan sebuah tragedi yang kini menjadi sorotan publik.
Kronologi Pilu: Baby Cana Jadi Korban Kekerasan Pengasuh
Kebahagiaan keluarga Aghnia kini tengah diuji. Jana Amira Priyanka, yang akrab disapa Baby Cana, diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh pengasuhnya, yang dikenal dengan inisial ‘I’. Insiden ini terjadi saat Cana dititipkan selama dua hari. Aghnia membagikan foto-foto putrinya dengan luka-luka parah di wajah, salah satunya mata yang bengkak hingga tak bisa terbuka. Selain itu, terlihat juga memar di bagian wajah lainnya, yang diduga akibat pukulan yang dilakukan pengasuh.
Lebih dari itu, Aghnia juga membagikan rekaman CCTV yang memperlihatkan Cana dan pengasuhnya berada di kamar. Dalam video tersebut, terlihat jelas bahwa Baby Cana disiksa oleh pengasuhnya selama kurang lebih 30 menit. Tak hanya itu, Cana juga beberapa kali terlihat mencoba kabur, namun selalu ditarik kembali dan disiksa. Percakapan antara dugaan pelaku dengan suster lain yang juga merawat Baby Cana juga diunggah oleh Aghnia. Dalam percakapan tersebut, terlihat dugaan pelaku mencoba mengelak dengan alasan bahwa Cana terpeleset dan digigit hewan. Bahkan, ia juga terdengar mengucapkan kata-kata kasar kepada atasannya.
Aghnia tidak tinggal diam. Ia berjuang mencari keadilan untuk putrinya dan telah membawa sang pengasuh untuk diinterogasi. Namun, ironisnya, meski sudah ada bukti CCTV, pengasuh tersebut masih terus mengelak dan tidak mengakui perbuatannya. Kasus ini membuka mata kita akan pentingnya kehati-hatian dan kewaspadaan dalam memilih orang yang dipercaya untuk menjaga anak-anak kita.
Lebih dari Sekedar Headline: Refleksi dan Langkah ke Depan
Kasus yang menimpa Aghnia dan Baby Cana bukan sekadar kisah tragis yang viral di media sosial. Ini adalah alarm bagi kita semua untuk lebih peduli dan melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan, termasuk dari orang terdekat yang kita percayakan. Kasus ini juga menyoroti pentingnya selektif dan teliti dalam memilih pengasuh anak, serta perlunya sistem pengawasan yang ketat untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan anak.
Selain itu, kasus ini juga membuka diskusi mengenai dampak media sosial dalam menyebarkan informasi dan membangun kesadaran publik. Unggahan Aghnia mengenai kondisi putrinya dan rekaman CCTV telah memicu gelombang kemarahan dan keprihatinan publik, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan anak. Kasus ini juga memicu perdebatan mengenai perlunya hukuman yang lebih tegas bagi pelaku kekerasan pada anak.
Perjalanan Aghnia Punjabi dari seorang selebgram yang berbagi OOTD hingga menjadi seorang ibu yang berjuang untuk keadilan putrinya adalah pengingat bagi kita semua bahwa kehidupan bisa berubah dalam sekejap. Kasus ini adalah panggilan untuk bertindak, tidak hanya untuk Aghnia, tetapi untuk semua orang yang peduli pada perlindungan anak. Mari kita jadikan ini sebagai momentum untuk membangun kesadaran dan melakukan langkah konkret untuk melindungi generasi penerus bangsa.