Catcalling, atau pelecehan di jalanan, kerap dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, bagi para korban, khususnya perempuan, pengalaman ini bisa sangat meresahkan dan melukai. Mari kita bedah lebih dalam apa itu catcalling, mengapa ini bukan pujian, serta bagaimana cara menghadapinya.
Catcalling: Lebih dari Sekadar Siulan
Catcalling bukan sekadar godaan iseng. Ini adalah bentuk pelecehan seksual verbal yang dilakukan di ruang publik. Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari komentar bernada seksual yang tidak diinginkan, siulan, hingga gerakan tubuh yang provokatif. Target catcalling seringkali adalah penampilan fisik seseorang, khususnya perempuan.
Pelaku catcalling sering kali merasa memiliki superioritas dan berhak memberikan penilaian terhadap orang lain, seolah-olah tubuh orang lain adalah objek yang bisa dikomentari atau dikagumi. Ini merupakan tindakan merendahkan yang jauh dari kesan "pujian."
Also Read
Jenis-jenis Catcalling:
Secara garis besar, catcalling dapat dibedakan menjadi dua jenis:
- Catcalling Verbal: Ini melibatkan ucapan atau komentar langsung. Contohnya seperti:
- Siulan menggoda
- Komentar tentang penampilan fisik, seperti "Cantik banget," atau "Bokongnya bagus"
- Pertanyaan tidak senonoh tentang usia atau kehidupan pribadi
- Panggilan bernada seksual, misalnya "Hai, seksi!"
- Catcalling Non-verbal: Ini melibatkan gestur atau tindakan fisik yang merendahkan. Contohnya seperti:
- Menatap intens dan berlebihan
- Melambai atau mengedipkan mata secara provokatif
- Mengikuti atau menghalangi jalan
- Membunyikan klakson mobil sambil berteriak atau bersiul
Mengapa Catcalling Bukan Pujian?
Catcalling adalah bentuk pelecehan karena:
- Tidak Diminta dan Tidak Diinginkan: Korban tidak pernah meminta atau mengundang komentar atau tindakan tersebut.
- Merendahkan: Catcalling memperlakukan seseorang sebagai objek seksual, bukan sebagai individu yang berharga dan bermartabat.
- Menegaskan Kekuasaan: Pelaku catcalling merasa memiliki hak untuk menilai dan mengontrol orang lain, menunjukkan ketidaksetaraan gender.
- Menimbulkan Trauma: Korban catcalling sering merasa tidak nyaman, takut, malu, dan bahkan trauma.
Cara Menghadapi Catcalling:
Menghadapi catcalling memang tidak mudah, apalagi jika terjadi di ruang publik. Namun, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Tetap Tenang dan Jangan Bereaksi Terlalu Emosional: Jangan terpancing untuk membalas atau meladeni pelaku. Ini bisa memperburuk situasi.
- Jangan Berhenti atau Melambat: Tetap berjalan dengan percaya diri dan jangan mengubah arah atau kecepatan jalan Anda.
- Jaga Diri: Jika memungkinkan, bawa alat perlindungan diri, seperti semprotan cabai, untuk berjaga-jaga.
- Cari Tempat Aman: Segera menuju tempat yang ramai atau tempat umum jika merasa tidak aman.
- Laporkan Jika Perlu: Jika catcalling sudah mengarah pada pelecehan yang lebih parah, jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwajib.
Pentingnya Kesadaran dan Perubahan:
Catcalling bukan hal yang wajar atau bisa ditoleransi. Ini adalah bentuk pelecehan yang harus dihentikan. Kita semua, sebagai anggota masyarakat, punya peran dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang. Edukasi dan kesadaran adalah kunci untuk mengubah pandangan dan perilaku yang salah. Mari bersama-sama menciptakan ruang publik yang bebas dari catcalling dan segala bentuk pelecehan.