Kabar duka menyelimuti dunia musik religi Indonesia. Grup musik Debu, yang dikenal dengan sentuhan Sufi dan harmoni lintas negara, baru saja mengalami kecelakaan tragis di Tol Pasuruan-Probolinggo yang merenggut nyawa dua anggotanya. Kejadian ini menjadi pengingat perjalanan panjang mereka, dari akar di Amerika Serikat hingga menjadi ikon musik Islami di tanah air.
Debu, bukan sekadar kelompok musik biasa. Mereka adalah representasi perpaduan budaya dan spiritualitas. Berawal dari nama Dust on the Road di Amerika Serikat, kelompok ini didirikan oleh Syekh Fattaah, seorang guru tasawwuf yang juga mentor spiritual mereka. Anggota Dust on the Road adalah orang tua dari sebagian besar personel Debu yang kita kenal sekarang. Mereka berhijrah ke Indonesia pada tahun 1999 dan mengubah nama menjadi Debu, menandai babak baru dalam perjalanan musik mereka.
Formasi Debu yang unik, terdiri dari 12 anggota dengan komposisi 6 pria dan 6 wanita, berasal dari berbagai negara. Sebagian besar memang dari Amerika Serikat, namun ada juga anggota dari Swedia, Inggris, dan tentunya Indonesia. Keberagaman latar belakang ini turut mewarnai musik mereka, yang memadukan unsur jazz, country, dengan sentuhan musik timur tengah yang kental.
Also Read
Popularitas Debu meledak di Indonesia pada tahun 2003 setelah merilis album perdana mereka, ‘Mabuk Cinta’. Album ini menjadi breakthrough bagi mereka. Perpaduan lirik berbahasa Indonesia dan Arab, dikemas dengan melodi yang mudah diterima, menjadikan Debu digandrungi oleh berbagai kalangan. Musik mereka tak hanya menghibur, tapi juga sarat pesan-pesan spiritual.
Kiprah Debu di dunia musik religi tidak berhenti sampai di sana. Mereka terus berkarya, menyebarkan pesan kedamaian dan cinta melalui musik. Meski berbasis di Indonesia, sentuhan global tetap terasa dalam karya-karya mereka. Keunikan ini menjadikan Debu berbeda dari kelompok musik religi lain. Mereka berhasil menciptakan identitas sendiri, yang tak hanya disukai di Indonesia, tapi juga di mancanegara.
Kecelakaan di tol yang merenggut nyawa dua anggotanya tentu menjadi pukulan berat bagi Debu. Namun, warisan karya-karya mereka akan tetap abadi. Musik Debu menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai budaya, dan menjadi pengingat bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu dalam harmoni.
Sambil mengenang perjalanan mereka, berikut adalah 10 lagu hits Debu yang pernah mewarnai blantika musik religi Indonesia dan menemani perjalanan spiritual banyak pendengar:
- Mabuk Cinta
- Ya Robbana
- Insya Allah
- Cinta Ilahi
- Duhai Kekasih
- Sufi
- Damai
- Angin Sendu
- Perjalanan
- Kekasih Jiwa
Kepergian anggota Debu dalam tragedi ini menyisakan duka mendalam. Namun, semangat mereka dalam berdakwah melalui musik akan terus menginspirasi. Musik Debu akan terus mengalun, mengingatkan kita pada pentingnya persatuan, cinta kasih, dan pencarian makna spiritual dalam hidup.