Farida Nurhan, nama yang tak asing lagi di jagat maya Indonesia, kini menjadi perbincangan hangat. Dikenal dengan jargon khasnya "Awur-awur Emplok," Farida menjelma menjadi YouTuber kuliner yang sukses. Namun, perjalanan hidupnya tak selalu mulus. Di balik kesuksesan dan gaya hidup mewahnya, ada kisah perjuangan seorang mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang kini terjerat dalam kontroversi.
Lahir di Lumajang, Jawa Timur, Farida Nurhan menikah muda di usia 16 tahun. Di usia 17 tahun, ia telah menjadi seorang ibu. Sayangnya, pernikahan tersebut kandas saat Farida memutuskan untuk bekerja sebagai TKI. Ia sempat bekerja di Singapura selama 11 bulan, kemudian melanjutkan perjalanannya ke Hong Kong selama lima setengah tahun.
Masa-masa sebagai TKI tidaklah mudah. Farida harus bekerja keras demi menghidupi putrinya yang masih kecil di kampung halaman. Tahun 2007, ia kembali ke Indonesia dan mencoba peruntungan di Jakarta. Sempat menjadi broker properti selama sepuluh tahun, Farida merasa belum menemukan kepuasan dalam karirnya.
Also Read
Titik balik kehidupannya terjadi saat ia memutuskan untuk terjun ke dunia digital. Memanfaatkan perkembangan teknologi, Farida mulai membuat konten review makanan di YouTube. Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos, penilaiannya yang jujur, serta jargon "Awur-awur Emplok" berhasil menarik perhatian banyak orang. Kontennya yang santai dan menghibur membuatnya semakin populer. Video "Pesta Bakso Terberingas Seindonesia" menjadi salah satu kontennya yang paling banyak ditonton.
Kesuksesan di dunia YouTube mengantarkannya pada dunia bisnis. Ia mendirikan "Ngemplok by Omay" yang menjual berbagai makanan Nusantara dalam bentuk frozen food. Farida Nurhan menjelma menjadi sosok influencer kuliner yang disegani.
Namun, popularitasnya kini diwarnai kontroversi. Perseteruannya dengan Codeblu, seorang food vlogger lain, menjadi sorotan publik. Bermula dari laporan doxxing yang dilayangkan Codeblu, perseteruan ini semakin memanas saat Farida membela pemilik warung yang dikritik Codeblu. Ironisnya, Farida malah mengungkit kehidupan pribadi Codeblu, menambah pelik permasalahan.
Kasus ini menjadi contoh bagaimana dunia digital, meski menawarkan kesempatan untuk sukses, juga penuh dengan jebakan. Popularitas dan pengakuan publik bisa datang dengan cepat, tetapi juga bisa hilang dalam sekejap jika tidak diiringi dengan sikap bijaksana. Perseteruan ini juga menjadi pengingat bahwa di balik sosok influencer yang tampak glamor, ada kisah perjuangan dan emosi yang perlu dihormati.
Farida Nurhan, dengan segala lika-liku kehidupannya, mengajarkan bahwa kesuksesan bisa diraih siapa saja, terlepas dari latar belakang. Namun, penting untuk selalu menjaga diri dan bersikap bijaksana, terlebih di era digital yang serba cepat dan penuh intrik ini. Kasus ini menjadi pelajaran berharga, bukan hanya bagi influencer, tetapi juga bagi kita semua sebagai pengguna media sosial.