Febri Diansyah, nama yang tak asing di telinga publik Indonesia. Dikenal luas sebagai mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sosoknya lekat dengan citra pembela kebenaran dan pemberantas korupsi. Namun, perjalanan kariernya ternyata tak semulus yang dibayangkan. Mari kita telusuri lebih dalam profil dan lika-liku perjalanan Febri Diansyah, dari aktivis hingga pengacara yang kini namanya kembali mencuat.
Lahir dan besar di Padang, Sumatera Barat, Febri Diansyah menempuh pendidikan menengah di SMA Negeri 4 Padang. Awalnya, ia sempat kuliah di Jurusan Manajemen Universitas Andalas, namun panggilan hatinya mengarah pada bidang hukum. Tahun 2002, ia hijrah ke Yogyakarta dan melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Demi membiayai pendidikannya, ia tak segan kembali ke kampung halaman dan bekerja keras.
Lulus dari UGM pada 2007, Febri memilih Jakarta sebagai medan perjuangannya. Ia bergabung dengan Indonesia Corruption Watch (ICW), sebuah organisasi non-pemerintah yang fokus pada isu korupsi. Di sana, ia mengasah kemampuannya sebagai peneliti hukum dan aktivis anti-korupsi. Kiprahnya tak main-main, terbukti dengan penghargaan sebagai aktivis/pengamat politik paling berpengaruh pada 2011 dari Charta Politika Indonesia.
Also Read
Puncak kariernya di bidang anti-korupsi adalah saat ia didapuk menjadi Kepala Biro Humas KPK, yang juga berperan sebagai Juru Bicara KPK. Wajahnya kerap menghiasi layar televisi dan media massa, menyampaikan informasi terkini terkait penanganan kasus korupsi. Ia menjadi representasi KPK di mata publik, sosok yang dipercaya dan dihormati.
Namun, jalan cerita tak selalu mulus. Pada tahun 2020, Febri mengundurkan diri dari KPK dengan alasan kondisi internal lembaga yang telah berubah. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan berbagai spekulasi.
Setelah meninggalkan KPK, Febri mengambil langkah yang cukup berbeda. Ia banting setir menjadi seorang pengacara dan bergabung dengan Visi Law Office. Di sini, ia terlibat dalam berbagai kasus hukum, termasuk kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat yang menyita perhatian publik. Pilihan karier ini membuat sebagian orang bertanya-tanya, apakah ia benar-benar telah meninggalkan idealismenya sebagai aktivis anti-korupsi?
Baru-baru ini, nama Febri Diansyah kembali menjadi sorotan. Ia dikaitkan dengan dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan). Isu ini tentu saja menjadi ironi, mengingat masa lalunya sebagai figur sentral pemberantasan korupsi. Publik pun kembali bertanya, apa yang sebenarnya terjadi?
Perjalanan Febri Diansyah menggambarkan dinamika kehidupan yang tak terduga. Dari seorang aktivis yang lantang menyuarakan kebenaran, ia kini menjadi pengacara yang namanya tercoreng karena isu korupsi. Kasusnya menjadi pengingat bahwa tidak ada satu pun manusia yang kebal terhadap godaan dan perubahan jalan hidup. Kita tunggu saja bagaimana perkembangan kasus ini dan ke mana Febri akan melangkah selanjutnya. Apakah ia akan kembali ke jalan yang pernah ia perjuangkan, atau justru terperosok lebih dalam? Waktu yang akan menjawab.