Perih saat buang air besar, mungkin bukan hal baru bagi sebagian orang. Namun, jika rasa sakit itu disertai darah dan cairan berbau, bisa jadi itu adalah gejala fisura ani. Kondisi ini, meski bukan penyakit serius, cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.
Fisura ani, atau sobekan pada lapisan anus, seringkali dianggap sepele. Padahal, ini adalah kondisi yang patut diperhatikan. Bayangkan, setiap kali buang air besar, Anda harus menahan nyeri yang menyengat. Ini tentu bukan pengalaman yang menyenangkan. Bahkan, terkadang rasa sakit ini bisa membuat seseorang jadi enggan ke toilet, yang justru memperparah masalah.
Akut atau Kronis, Mana yang Perlu Diwaspadai?
Perlu dipahami, fisura ani bisa bersifat akut maupun kronis. Fisura akut biasanya muncul tiba-tiba dan sembuh dalam hitungan hari dengan perawatan sederhana seperti menjaga kebersihan dan konsumsi makanan berserat tinggi. Namun, jika nyeri dan gejala lain menetap lebih dari 8-12 minggu, bisa jadi fisura tersebut sudah berkembang menjadi kronis. Fisura kronis seringkali membutuhkan intervensi medis lebih lanjut.
Also Read
Penyebab Sederhana yang Sering Diabaikan
Penyebab utama fisura ani adalah konstipasi atau sembelit. Ketika tinja mengeras dan berukuran besar, ia memaksa lapisan anus meregang, menyebabkan sobekan kecil yang sangat perih. Kondisi ini seringkali terjadi karena kurangnya asupan serat, kurang minum, atau kebiasaan menunda buang air besar.
Lebih dari Sekadar Rasa Sakit: Gejala yang Harus Diwaspadai
Selain rasa sakit saat buang air besar, gejala lain fisura ani meliputi:
- Perdarahan: Muncul darah segar setelah buang air besar. Jumlahnya bervariasi, dari bercak kecil hingga tetesan.
- Rasa Terbakar: Sensasi panas atau terbakar pada area anus, terutama setelah buang air besar.
- Cairan Berbau: Keluarnya cairan bening atau keruh dari anus, terkadang disertai bau yang tidak sedap.
Jangan Anggap Enteng, Lakukan Langkah Pencegahan
Fisura ani bukanlah kondisi yang harus ditanggung sendirian. Beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan untuk menghindari masalah ini:
- Konsumsi Serat Cukup: Perbanyak makan buah, sayur, dan biji-bijian untuk menjaga tinja tetap lunak dan mudah dikeluarkan.
- Minum Air yang Cukup: Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik agar tinja tidak mengeras.
- Jangan Menunda BAB: Segera ke toilet ketika ada dorongan buang air besar.
- Jaga Kebersihan Anus: Bersihkan anus dengan lembut setelah buang air besar.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika gejala fisura ani tidak membaik setelah beberapa hari dengan perawatan sederhana, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan membantu menentukan penyebab dan memberikan penanganan yang tepat. Jangan biarkan rasa sakit ini mengganggu kualitas hidup Anda. Fisura ani memang sering terjadi, tapi bukan berarti harus diabaikan. Dengan penanganan yang tepat dan kesadaran untuk mencegah, kita bisa terbebas dari rasa tidak nyaman ini.