Formalitas: Sekadar Kebiasaan atau Ada Makna Tersembunyi?

Dea Lathifa

Serba Serbi Kehidupan

Pernahkah Anda mendengar kalimat, "Ah, itu kan cuma formalitas"? Ungkapan ini seringkali terlontar dalam berbagai situasi, mulai dari acara keluarga, kegiatan kantor, hingga interaksi sehari-hari. Tapi, apa sebenarnya arti formalitas dan mengapa ia begitu sering kita jumpai? Apakah sekadar sebuah kebiasaan atau ada makna yang lebih dalam di baliknya?

Memahami Esensi Formalitas

Formalitas, jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah tata cara, prosedur, atau kebiasaan yang berlaku. Namun, dalam konteks percakapan sehari-hari, formalitas seringkali dipahami sebagai tindakan atau perilaku yang dilakukan sekadar untuk memenuhi tuntutan atau kebiasaan tanpa adanya makna yang mendalam. Ia seringkali dianggap sebagai "topeng" yang kita kenakan dalam interaksi sosial.

Contoh Formalitas dalam Kehidupan Sehari-hari

Mari kita lihat beberapa contoh formalitas yang sering kita temui:

  • Foto Bersama di Acara: Dalam sebuah acara, seringkali kita diminta untuk berfoto bersama. Foto ini, dalam banyak kasus, hanya menjadi formalitas belaka. Kita mungkin berpose, tersenyum, tapi sebenarnya tidak ada interaksi yang berarti. Foto tersebut hanya menjadi bukti bahwa kita hadir di acara tersebut.
  • Penggunaan Atribut Seragam: Saat ada kunjungan pengawas sekolah, siswa mungkin diminta menggunakan atribut seragam lengkap. Padahal, setiap hari seharusnya mereka memang berpakaian seragam dengan rapi. Hal ini seringkali dianggap sebagai formalitas untuk menunjukkan kedisiplinan di hadapan pengawas.
  • Salaman dan Basa-Basi: Saat bertemu orang baru atau rekan kerja, kita sering melakukan salaman dan basa-basi. Pertanyaan seperti, "Apa kabar?" atau "Bagaimana kabarnya?" seringkali hanya menjadi formalitas tanpa ada keinginan tulus untuk mengetahui jawaban.

Formalitas: Antara Kebutuhan dan Kemunafikan?

Keberadaan formalitas dalam kehidupan sosial kita sebenarnya memiliki sisi positif. Ia membantu menjaga ketertiban, kesopanan, dan kelancaran interaksi sosial. Formalitas menciptakan batasan dan aturan yang memudahkan kita bergaul dengan orang lain, terutama dalam lingkungan yang baru.

Namun, formalitas juga bisa menjadi sebuah "topeng". Kita mungkin melakukan sesuatu hanya karena itu sudah menjadi kebiasaan, tanpa ada ketulusan atau makna yang mendalam. Di sinilah letak bahaya formalitas. Ia bisa membuat kita terbiasa hidup dalam kepalsuan, melakukan sesuatu hanya karena kewajiban, bukan karena ketulusan hati.

Menyikapi Formalitas dengan Bijak

Lalu, bagaimana kita seharusnya menyikapi formalitas? Apakah kita harus menghindarinya sama sekali? Tentu tidak. Kita tidak bisa hidup tanpa aturan dan kebiasaan dalam berinteraksi. Namun, kita perlu bersikap bijak. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan:

  • Sadari dan Pahami: Kita perlu menyadari bahwa tidak semua tindakan formalitas itu buruk. Ada yang memang dibutuhkan untuk menjaga kelancaran interaksi sosial.
  • Berusaha Lebih dari Sekadar Formalitas: Jika memungkinkan, usahakan untuk memberikan sentuhan personal dalam setiap interaksi. Jangan hanya melakukan formalitas, tetapi juga berusaha untuk membangun koneksi yang bermakna.
  • Jujur pada Diri Sendiri: Jangan memaksakan diri melakukan sesuatu hanya karena itu formalitas. Jika memang tidak nyaman atau tidak sesuai dengan nilai yang kita pegang, kita bisa menolaknya dengan sopan.
  • Cari Makna di Balik Formalitas: Kita bisa mencoba menemukan makna yang lebih dalam di balik setiap tindakan formalitas. Misalnya, dalam foto bersama, kita bisa menggunakannya sebagai momen untuk menjalin keakraban.

Formalitas adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial kita. Namun, jangan biarkan ia menggerogoti ketulusan dan keaslian diri kita. Mari kita sikapi formalitas dengan bijak, sehingga ia bisa menjadi alat untuk membangun hubungan yang lebih bermakna. Jangan hanya terjebak dalam "topeng" formalitas, tetapi jadikan setiap interaksi sebagai kesempatan untuk menjadi diri sendiri dan memberikan yang terbaik bagi orang lain.

Baca Juga

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Arya Mohan: Dari Anak Sekolah Gemas Hingga Bodyguard Jahil di Private Bodyguard

Sarah Oktaviani

Aktor muda Arya Mohan kini tengah mencuri perhatian publik lewat perannya sebagai Helga dalam serial "Private Bodyguard". Kemunculannya menambah daftar ...

Somebody Pleasure Aziz Hendra, Debut yang Mengoyak Hati Lewat Nada

Maulana Yusuf

Lagu "Somebody Pleasure" dari Aziz Hendra mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, di kalangan pengguna TikTok, lagu ini ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

20 Inspirasi Model Rambut Bob Pendek Wanita: Tampil Segar dan Stylish

Husen Fikri

Siapa bilang rambut pendek itu membosankan? Model rambut bob pendek justru menawarkan fleksibilitas dan kesan yang segar. Dari gaya yang ...

Alya JKT48: Biodata Lengkap, Fakta Menarik, dan Prediksi Masa Depan Sang Bintang Generasi 11

Annisa Ramadhani

Alya Amanda, atau yang lebih akrab disapa Alya JKT48, menjadi nama yang tak asing lagi di telinga para penggemar idol ...

Tinggalkan komentar