Gatot Eddy Pramono, nama yang kini identik dengan kursi Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), ternyata menyimpan kisah perjalanan hidup yang menarik dan penuh inspirasi. Lahir di Solok, Sumatera Barat, pria yang kini berpangkat Komisaris Jenderal Polisi ini menapaki karir dari seorang anak polisi hingga mencapai pucuk pimpinan di institusi Bhayangkara.
Lahir sebagai anak dari enam bersaudara, Gatot tidak tumbuh di lingkungan yang mewah. Ia harus berpindah mengikuti tugas orang tuanya sebagai anggota kepolisian, hingga akhirnya menetap di Pekanbaru, Riau. Pendidikan dasar hingga menengah atas ditempuhnya di kota tersebut, tepatnya di SMA Negeri 1 Pekanbaru. Sebuah fakta menarik, setelah lulus SMA tahun 1984, Gatot berhasil lolos seleksi masuk Akademi Kepolisian (Akpol) dan sebuah universitas. Namun, hatinya memilih Akpol, terinspirasi dari sedikitnya perwakilan Riau yang berhasil lolos seleksi.
Keputusan tersebut menjadi titik awal perjalanan karirnya di kepolisian. Penugasan pertamanya di Blitar, Jawa Timur, tidak hanya menjadi tempatnya mengabdikan diri, tetapi juga tempat ia menemukan tambatan hati, Widi Astutik. Dari pernikahan tersebut, Gatot dikaruniai tiga orang anak yang menjadi pelengkap kebahagiaan keluarganya.
Also Read
Perjalanan karir Gatot di kepolisian tidak instan. Ia meniti karir dari bawah, mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan, serta mengemban berbagai jabatan. Gelar S2 dan S3 dari Universitas Indonesia menjadi bukti keseriusannya dalam meningkatkan kapasitas diri. Jenjang kepangkatan pun dilaluinya secara bertahap, dari Letnan Dua Polisi hingga mencapai pangkat Komisaris Jenderal Polisi.
Di balik seragam kepolisian, Gatot juga dikenal sebagai sosok yang aktif berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Masyarakat Riau Jakarta, menunjukkan kepeduliannya terhadap kampung halaman. Selain itu, ia juga aktif sebagai Koordinator Alumni SMA 1 Pekanbaru untuk Jakarta, dan pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni SMA 1 (Ikasmansa) Pekanbaru, membuktikan bahwa ia tidak pernah melupakan almamaternya.
Kisah Gatot Eddy Pramono bukanlah sekadar kisah perjalanan karir seorang jenderal. Lebih dari itu, ini adalah kisah tentang ketekunan, dedikasi, dan kecintaan pada keluarga serta kampung halaman. Ia membuktikan bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk mencapai kesuksesan. Ia adalah representasi dari seorang perwira polisi yang tidak hanya mumpuni dalam bidang kepolisian, tetapi juga peduli pada masyarakat dan pendidikan. Keberhasilannya meraih posisi Wakapolri menjadi puncak dari perjalanan panjang yang menginspirasi banyak orang, khususnya generasi muda yang ingin mengabdikan diri pada bangsa dan negara.