Bulan Ramadan adalah momen istimewa bagi umat Muslim, di mana kita berlomba-lomba meraih pahala sebanyak mungkin. Namun, terkadang tanpa sadar, kita terjebak dalam perbuatan yang justru mengurangi nilai ibadah puasa, salah satunya adalah ghibah. Banyak yang bertanya, apakah ghibah membatalkan puasa?
Menurut para ulama, ghibah tidak membatalkan puasa secara hukum fiqih. Artinya, kita tetap dianggap telah menggugurkan kewajiban berpuasa. Namun, dampaknya jauh lebih dalam dari sekadar membatalkan atau tidak. Ghibah dapat menghilangkan atau mengurangi pahala yang seharusnya kita dapatkan dari ibadah puasa. Ibarat membangun rumah megah, lalu di saat akhir, rumah itu dirusak oleh tangan kita sendiri.
Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan zur (perkataan dusta), mengamalkannya, atau tindakan bodoh, maka Allah tidak butuh atas usahanya dalam menahan rasa lapar dan dahaga" (HR. Bukhari). Hadis ini secara tegas mengingatkan kita bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, melainkan juga menjaga lisan dan perbuatan dari segala hal yang buruk. Ghibah, dalam hal ini, masuk dalam kategori perbuatan yang sia-sia bahkan bisa merusak esensi puasa.
Also Read
Ghibah: Musuh Tersembunyi Puasa
Ghibah adalah membicarakan keburukan atau aib orang lain yang tidak hadir. Perbuatan ini sering dianggap remeh, padahal dampaknya sangat besar. Tidak hanya merusak hubungan antar manusia, ghibah juga melukai hati orang yang menjadi bahan pembicaraan. Dalam Islam, ghibah termasuk dosa besar yang harus dijauhi.
Di bulan Ramadan, kita dianjurkan untuk meningkatkan kualitas ibadah, termasuk menjaga lisan. Ghibah adalah godaan yang seringkali datang tanpa kita sadari. Terkadang, obrolan santai dengan teman-teman bisa berujung pada ghibah, tanpa kita sadari.
Pentingnya Menjaga Lisan Saat Puasa
Puasa adalah momentum tepat untuk melatih diri mengendalikan hawa nafsu, termasuk nafsu berbicara. Menjaga lisan dari ghibah, dusta, atau perkataan kotor lainnya adalah bagian integral dari puasa. Sebagaimana kita menahan lapar dan haus, kita juga harus mampu menahan diri dari berbicara yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan orang lain.
Kita perlu memahami bahwa puasa bukan hanya sekadar ritual menahan makan dan minum. Puasa adalah ibadah yang menyeluruh, yang melatih kita menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan menghindari ghibah, kita tidak hanya menjaga pahala puasa kita, tetapi juga melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih santun dan berakhlak mulia.
Lebih Dari Sekadar Menahan Lapar dan Dahaga
Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadan ini sebagai ajang introspeksi diri. Mari kita periksa setiap kata yang keluar dari lisan kita. Apakah perkataan kita membawa manfaat atau justru merugikan? Jika kita menyadari bahwa kita terjebak dalam ghibah, segera beristighfar dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Ingatlah, puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga. Puasa adalah kesempatan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Dengan menjaga lisan dari ghibah, kita telah berupaya meraih kesempurnaan ibadah puasa dan menjadi pribadi yang lebih baik di mata Allah SWT.