Pernyataan YouTuber Gita Savitri Devi alias Gitasav soal childfree dan kaitannya dengan awet muda tengah menjadi topik perbincangan hangat di media sosial. Gagasannya bahwa tidak memiliki anak dapat menunda penuaan memicu pro dan kontra di kalangan warganet. Lantas, benarkah demikian? Mari kita telaah lebih dalam.
Gitasav, sosok yang dikenal aktif di dunia maya dengan konten-konten inspiratif seputar kehidupan di Jerman, memang telah lama menyuarakan keputusannya untuk childfree. Keputusan yang ia ambil bersama sang suami, Paul Andre Partohap, ini bukan lagi hal baru. Namun, komentar terbarunya mengenai korelasi antara childfree dengan penampilan yang lebih muda sontak menuai reaksi keras dari sebagian netizen.
Pernyataan Gitasav memunculkan pertanyaan penting: adakah kaitan antara memiliki anak dengan proses penuaan? Secara medis, kehamilan dan persalinan memang membawa perubahan pada tubuh perempuan. Perubahan hormonal, kurang tidur akibat mengurus bayi, dan tuntutan fisik lainnya dapat memengaruhi kondisi fisik dan mental seorang ibu. Hal ini, pada gilirannya, bisa memicu stres dan kelelahan yang berpotensi mempercepat tanda-tanda penuaan.
Also Read
Namun, penting untuk digarisbawahi bahwa pengalaman setiap perempuan berbeda-beda. Tidak semua ibu mengalami proses penuaan yang dipercepat. Ada banyak faktor lain yang memengaruhi penuaan, seperti genetika, gaya hidup, pola makan, dan tingkat stres. Jadi, menggeneralisir bahwa semua perempuan yang memiliki anak akan terlihat lebih tua adalah kesimpulan yang terlalu sederhana.
Di sisi lain, perempuan yang memilih childfree juga tidak otomatis terjamin awet muda. Gaya hidup, pola makan, dan tingkat stres mereka juga berperan penting dalam menjaga penampilan. Beberapa perempuan yang memilih childfree mungkin memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya untuk merawat diri, sehingga tampak lebih segar. Namun, hal ini tidak berarti semua perempuan childfree akan selalu terlihat awet muda.
Diskusi mengenai childfree dan hubungannya dengan penuaan ini membuka ruang untuk lebih menghargai pilihan masing-masing individu. Setiap perempuan berhak memutuskan jalan hidupnya sendiri, termasuk memilih untuk memiliki anak atau tidak. Tidak ada pilihan yang lebih baik atau lebih buruk. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani pilihan tersebut dengan bertanggung jawab dan bahagia.
Alih-alih terjebak dalam perdebatan yang tidak berujung, mari kita fokus pada pemberdayaan perempuan. Setiap perempuan, terlepas dari status pernikahannya atau jumlah anaknya, berhak mendapatkan dukungan dan kesempatan yang sama untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka. Diskusi soal pilihan hidup tidak seharusnya menjadi ajang perbandingan, melainkan wadah untuk saling belajar dan menghargai perbedaan.