Jaran Goyang: Membongkar Mitos Pelet Pengasihan Kuno

Dian Kartika

Serba Serbi Kehidupan

Istilah "Jaran Goyang" mungkin bukan lagi hal asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selama berabad-abad, cerita tentang ilmu pengasihan ini telah menjadi bagian dari budaya, diturunkan dari mulut ke mulut, dan tertulis dalam beberapa naskah kuno. Ia dikenal sebagai salah satu ajian yang dipercaya mampu menaklukkan hati lawan jenis. Namun, di balik daya pikatnya, tersimpan kisah yang lebih kompleks dan konsekuensi yang perlu dipertimbangkan.

Jaran Goyang seringkali disandingkan dengan pelet Semar Mesem, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memikat hati seseorang. Namun, Jaran Goyang konon dianggap sebagai ilmu pengasihan tingkat tinggi dengan kekuatan yang lebih dahsyat. Mantra yang digunakan pun cukup spesifik, seringkali melibatkan visualisasi target dan serangkaian laku spiritual yang berat. Salah satu mantra yang dikenal berbunyi, "Niyat ingsun amatek ajiku sijaran goyang. Tak goyang ing tengah latar…" dan seterusnya, dengan inti memohon agar hati target menjadi takluk.

Untuk menguasai ilmu ini, seseorang harus menjalani serangkaian ritual yang tidak mudah. Puasa mutih selama tujuh hari, hanya mengonsumsi nasi putih saat sahur dan berbuka, menjadi salah satu syarat wajib. Selama berpuasa, seseorang dituntut untuk menjaga kesucian panca indera dari segala hal kotor. Puncak ritual ditutup dengan puasa pati geni, berpuasa total tanpa makan dan minum, selama satu hari penuh.

Kepercayaan menyebutkan, jika semua persyaratan terpenuhi, target yang dituju akan datang pada hari kedelapan, takluk dan menuruti segala keinginan pengamal ilmu ini. Namun, di sinilah letak perdebatan dan kontroversi. Apakah benar Jaran Goyang memiliki kekuatan magis seperti yang digambarkan? Atau jangan-jangan ini hanya sugesti dan manipulasi psikologis semata?

Penting untuk digarisbawahi, Jaran Goyang, seperti halnya ilmu pengasihan lain, seringkali membawa konsekuensi yang tidak ringan. Konon, efek dari ilmu ini bisa menimbulkan gangguan jiwa atau bahkan rasa ketergantungan yang mendalam pada target yang dipikat. Ini mengingatkan kita bahwa cinta dan kasih sayang tidak bisa dipaksakan, dan tindakan memanipulasi perasaan orang lain justru akan berujung pada penderitaan.

Di era modern ini, di mana akal sehat dan logika menjadi landasan berpikir, kisah tentang Jaran Goyang mungkin terdengar seperti cerita dongeng belaka. Namun, terlepas dari benar atau tidaknya kekuatan magis yang dikandungnya, Jaran Goyang adalah bagian dari warisan budaya kita. Ia adalah cerminan dari keyakinan dan nilai-nilai masyarakat pada masa lalu.

Mungkin, alih-alih mencari cara instan untuk memikat hati seseorang, lebih baik kita fokus pada membangun hubungan yang sehat dan tulus. Mencintai dan dicintai dengan apa adanya, tanpa paksaan atau manipulasi. Jaran Goyang boleh saja tetap menjadi cerita, namun jangan sampai ia menggerus nilai-nilai kemanusiaan yang kita junjung tinggi.

Baca Juga

20 Inspirasi Model Rambut Bob Pendek Wanita: Tampil Segar dan Stylish

Husen Fikri

Siapa bilang rambut pendek itu membosankan? Model rambut bob pendek justru menawarkan fleksibilitas dan kesan yang segar. Dari gaya yang ...

Raim Laode Komika Wakatobi Viral Lewat Lagu Komang

Dea Lathifa

Wajahnya mungkin tak asing lagi menghiasi layar kaca, seorang komika yang kini menjelma jadi penyanyi dengan lagu yang menggema di ...

Cahyaniryn: Dari Purwodadi Merajai TikTok, Profil, Karir, dan Kisah Inspiratif di Balik Layar

Dea Lathifa

Fenomena selebriti TikTok terus bermunculan, dan salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Cahyaniryn. Bukan sekadar joget-joget biasa, gadis asal ...

Efektivitas Reklame: Lebih dari Sekadar Papan Iklan Besar

Dea Lathifa

Reklame, sering kali kita temui dalam bentuk papan iklan raksasa di pinggir jalan, ternyata memiliki peran yang jauh lebih dalam ...

Cinta Tak Padam Meski Cemburu Membara: Mengulik Makna "Dengan Caraku"

Dea Lathifa

Lagu "Dengan Caraku" yang dipopulerkan oleh Brisia Jodie dan Arsy Widianto, kembali menghiasi perbincangan para penikmat musik. Dirilis pada 2018, ...

Tulip Jingga Simbol Kebahagiaan dan Kehangatan dari Turki ke Seluruh Dunia

Maulana Yusuf

Bunga tulip, dengan kelopaknya yang elegan dan warna-warni cerah, telah lama memikat hati banyak orang di seluruh dunia. Namun, tahukah ...

Tinggalkan komentar