Siapa yang tak kenal sosok kharismatik satu ini? Jusuf Kalla, atau akrab disapa JK, bukan sekadar pengusaha sukses. Beliau adalah figur sentral dalam dinamika politik Indonesia, dua kali menjabat sebagai Wakil Presiden, dan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan. Mari kita telaah lebih dalam perjalanan hidup dan kariernya, dari ranah bisnis hingga panggung politik nasional.
Lahir di Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, pada 15 Mei 1942, Jusuf Kalla tumbuh dalam keluarga pengusaha Bugis. Ayahnya, Haji Kalla, dan ibunya, Athirah, mewariskan jiwa entrepreneurship yang kemudian menjadi fondasi kesuksesannya. Kalla Group, bendera usaha keluarga yang kini dikenal luas, adalah bukti konkret dari visi bisnis yang kuat. Di bawah kepemimpinan JK, perusahaan keluarga itu bertransformasi dari sekadar bisnis ekspor-impor menjadi konglomerasi dengan berbagai lini usaha, mulai dari perhotelan, konstruksi, hingga telekomunikasi.
Namun, JK tak hanya berkutat di dunia bisnis. Jiwa kepemimpinannya sudah terlihat sejak masa mahasiswa. Ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS). Bahkan, ia menjadi salah satu tokoh penting dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), sebuah gerakan mahasiswa yang turut mewarnai sejarah Indonesia.
Also Read
Lompatan JK ke dunia politik terjadi ketika ia ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era Presiden Abdurrahman Wahid. Meskipun sempat tersandung isu KKN, ia kembali dipercaya menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Jabatan ini menjadi batu loncatan bagi karier politiknya yang lebih tinggi.
Puncak karier politik JK adalah ketika ia mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pemilu 2004. Kemenangan mereka mengantarkan JK menjadi Wakil Presiden RI ke-10, periode 2004-2009. Ini menjadi tonggak sejarah, karena pertama kalinya rakyat Indonesia memilih langsung presiden dan wakil presiden. Kepemimpinan JK sebagai wakil presiden tidak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai sosok yang cekatan dan fokus pada penyelesaian masalah. Ia juga kerap turun langsung ke lapangan untuk memantau perkembangan pembangunan dan merespons isu-isu krusial.
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai wakil presiden periode pertama, JK sempat menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Kiprahnya di partai berlambang pohon beringin itu juga cukup signifikan. Ia berusaha membawa Golkar menjadi partai yang lebih modern dan responsif terhadap perkembangan zaman.
Namun, takdir membawanya kembali ke kursi wakil presiden pada tahun 2014. Ia mendampingi Joko Widodo (Jokowi) dalam periode pertama pemerintahan Jokowi. Duet Jokowi-JK adalah kombinasi yang menarik, representasi antara pemimpin muda dan politisi senior yang berpengalaman. Keduanya berhasil membawa Indonesia melalui berbagai tantangan, mulai dari masalah ekonomi hingga bencana alam.
Jusuf Kalla adalah contoh nyata bahwa kesuksesan di dunia bisnis bisa seiring dengan pengabdian di panggung politik. Dari pengusaha Bugis yang sukses mengembangkan bisnis keluarga, JK bertransformasi menjadi negarawan yang berdedikasi. Dua kali menjabat sebagai wakil presiden, ia membuktikan bahwa kepemimpinan yang kuat dan visi yang jelas dapat memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara. Sosoknya yang bersahaja, dekat dengan rakyat, dan selalu hadir saat dibutuhkan akan terus dikenang oleh masyarakat Indonesia. Kiprahnya sebagai Daeng Ucu, pemimpin dari Makassar, dan tokoh nasional akan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.