Lagu "Ketika Kau Marah dan Cemburu" dari Zivilia, yang merupakan bagian dari album Aishiteru 3, mungkin sudah berusia hampir satu dekade sejak dirilis pada 12 Juni 2013. Namun, lagu ini tetap memikat hati pendengar hingga kini. Bukan sekadar nostalgia, liriknya yang jujur dan relatable tampaknya masih menyentuh perasaan banyak orang.
Lirik yang Menggambarkan Hubungan yang Kompleks
Lirik lagu ini memang sederhana, namun mampu merangkum dinamika hubungan percintaan yang rumit. Bait-bait seperti "Begitupun aku, maafkan yang s’lalu kasar marah padamu" dan "Meski tak lagi ada kata cinta terucap, sekedar basa-basi" menggambarkan kejujuran tentang ketidaksempurnaan dalam hubungan.
Puncak dari emosi tersebut tertuang dalam baris "Kalau curiga, itu karena kutakut kehilangan / Kalau dekat bertengkar, kalau jauh kurindu." Di sini, Zivilia berhasil memotret perasaan paradoksikal dalam cinta: kecemburuan dan pertengkaran yang sebenarnya berakar dari rasa takut kehilangan dan kerinduan.
Also Read
Bukan Sekadar Lagu Cinta Biasa
Lebih dari sekadar lagu cinta, "Ketika Kau Marah dan Cemburu" menghadirkan perspektif yang dewasa tentang bagaimana menghadapi emosi dalam hubungan. Liriknya mengakui bahwa cinta tidak selalu indah dan penuh keromantisan. Ada kalanya muncul emosi negatif seperti marah, cemburu, dan curiga. Namun, justru di situlah letak keunikan lagu ini: ia tidak memungkiri adanya konflik, tetapi justru mencoba memahaminya sebagai bagian dari dinamika cinta itu sendiri.
Bahkan, lagu ini juga memberikan semacam validasi terhadap emosi-emosi tersebut. Perasaan cemburu dan marah yang seringkali dianggap negatif, dalam lagu ini diinterpretasikan sebagai tanda sayang dan takut kehilangan.
Mengapa Lagu Ini Tetap Relevan?
Relevansi lagu ini hingga sekarang mungkin terletak pada kemampuannya dalam merangkum pengalaman universal tentang cinta. Hampir semua orang pernah merasakan dinamika yang digambarkan dalam lagu ini, yaitu adanya pertengkaran, kecemburuan, dan kerinduan dalam sebuah hubungan.
Selain itu, lirik lagu ini juga terkesan jujur dan apa adanya. Tidak ada idealisasi berlebihan tentang cinta, melainkan gambaran realistis tentang pasang surut emosi yang terjadi dalam sebuah hubungan. Kejujuran inilah yang membuat lagu "Ketika Kau Marah dan Cemburu" tetap terasa dekat dan menyentuh hati pendengarnya, lintas generasi dan usia.
Lagu ini mengingatkan kita bahwa hubungan percintaan bukanlah sekadar kumpulan momen indah, tetapi juga tentang bagaimana kita belajar memahami dan menerima ketidaksempurnaan, baik pada diri sendiri maupun pada pasangan. Jadi, apakah kamu juga merasakan resonansi yang sama saat mendengarkan lagu ini?