Menjelang Idul Adha, pertanyaan klasik kembali menghantui benak umat Muslim: "Lebih utama mana, kurban atau aqiqah, apalagi kalau salah satunya belum dilaksanakan?" Pertanyaan ini wajar muncul, mengingat keduanya sama-sama melibatkan penyembelihan hewan dan merupakan ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam. Namun, benarkah keduanya saling berkaitan dan menjadi syarat sah satu sama lain?
Beda Tujuan, Beda Pelaksanaan
Mari kita bedah satu per satu. Kurban, yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha, adalah ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menyembelih hewan ternak sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan. Sementara itu, aqiqah adalah ungkapan rasa syukur atas kelahiran seorang anak, dengan menyembelih hewan sebagai bentuk perayaan dan berbagi kebahagiaan.
Perbedaan mendasar ini menunjukkan bahwa kurban dan aqiqah tidak memiliki hubungan sebab-akibat. Artinya, seseorang boleh berkurban meskipun belum melaksanakan aqiqah, dan sebaliknya. Tidak ada ketentuan dalam syariat Islam yang menyatakan bahwa aqiqah harus dilaksanakan sebelum kurban, atau kurban harus ditunda hingga aqiqah terlaksana.
Also Read
Prioritas yang Bersifat Personal
Lalu, mana yang lebih utama? Jawabannya sangat bergantung pada kondisi dan prioritas masing-masing individu. Secara hukum, keduanya adalah ibadah sunnah muakkad (sangat dianjurkan). Namun, beberapa ahli agama memberikan pandangan yang berbeda:
- Kondisi Ekonomi: Jika dana terbatas, sebagian ulama menyarankan untuk mendahulukan ibadah yang lebih mendesak. Dalam hal ini, jika seseorang memiliki kemampuan finansial untuk berkurban, maka ibadah tersebut lebih dianjurkan karena waktunya hanya setahun sekali. Sedangkan aqiqah, meski juga penting, bisa dilaksanakan di waktu yang berbeda.
- Kondisi Anak: Jika anak sudah baligh dan belum diaqiqahkan, ada pandangan yang mengatakan bahwa kewajiban aqiqah untuk orang tua sudah gugur. Namun, ada juga yang berpendapat anak tetap boleh melaksanakan aqiqah untuk dirinya sendiri ketika sudah mampu.
- Niat dan Keikhlasan: Terlepas dari prioritas mana yang didahulukan, hal terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam beribadah. Keduanya merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan harus dilaksanakan dengan hati yang tulus.
Lebih Dari Sekadar Ibadah
Kurban dan aqiqah bukan hanya sekadar ibadah ritual. Keduanya memiliki makna sosial yang mendalam. Kurban mengajarkan kita tentang pengorbanan, kepedulian, dan berbagi dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan. Sementara aqiqah, selain sebagai ungkapan syukur, juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan kerabat.
Kesimpulan
Jadi, jangan biarkan pertanyaan "mana yang lebih dulu" menghambat kita untuk beribadah. Baik kurban maupun aqiqah, keduanya adalah ibadah yang mulia. Laksanakanlah sesuai kemampuan dan dengan niat yang tulus. Yang terpenting, jangan sampai perbedaan prioritas ini membuat kita melupakan esensi dari kedua ibadah tersebut, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berbagi kebaikan kepada sesama.