Sosok Laura Lazarus kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Bukan tanpa alasan, kisah hidupnya yang penuh liku dan perjuangan, berhasil menginspirasi banyak orang. Laura, seorang mantan pramugari, menjadi simbol ketangguhan setelah selamat dari dua kecelakaan pesawat yang nyaris merenggut nyawanya.
Lahir pada Maret 1985, Laura memang sudah memendam cita-cita menjadi seorang pramugari sejak kecil. Mimpi itu pun terwujud ketika ia diterima bekerja di maskapai penerbangan Lion Air. Namun, takdir berkata lain. Laura harus menghadapi kenyataan pahit yang menguji mental dan fisiknya.
Tragisnya, bukan sekali, melainkan dua kali Laura mengalami kecelakaan pesawat. Insiden pertama terjadi di Palembang pada Juli 2001. Tiga tahun kemudian, tepatnya di tahun 2004, Laura kembali menjadi korban kecelakaan pesawat di Solo. Ironisnya, kedua kecelakaan tersebut dialami saat ia bertugas di maskapai dan dengan nomor seri pesawat yang sama.
Also Read
Peristiwa di Bandara Adi Soemarmo Solo menjadi titik balik dalam hidup Laura. Parahnya luka yang dialami membuatnya sempat dikira telah meninggal dunia. Tubuhnya bahkan telah dikelompokkan bersama korban meninggal lainnya. Beruntung, Laura masih hidup dan dalam kondisi merintih meminta pertolongan. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kecelakaan kedua itu meninggalkan luka fisik yang sangat serius bagi Laura. Wajahnya mengalami kerusakan parah, tulang pipi remuk, pinggang dan kaki patah, serta tangan yang terluka parah. Proses penyembuhan yang panjang dan melelahkan harus ia jalani. Namun, semangatnya tak pernah padam.
Pengalaman pahit ini tidak membuat Laura terpuruk. Ia justru bangkit dan menemukan tujuan baru dalam hidupnya. Laura memutuskan untuk meninggalkan profesi pramugari dan beralih menjadi seorang founder di sebuah penerbitan buku bernama Growing Publishing. Melalui penerbitan ini, Laura ingin berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Kisah Laura Lazarus adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa bangkit dari keterpurukan. Dua kali lolos dari maut, membuatnya memiliki pandangan hidup yang lebih dalam. Ketangguhan Laura dalam menghadapi cobaan hidup, patut dijadikan inspirasi bagi kita semua. Ia mengajarkan bahwa setiap kesulitan pasti ada hikmahnya, dan bahwa kehidupan adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Lebih dari sekadar kisah penyintas, Laura adalah simbol harapan dan semangat pantang menyerah.
Dengan memilih jalan untuk berkarya di bidang pendidikan, Laura tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi negeri ini. Kisahnya menjadi bukti bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk mengubah kesulitan menjadi kekuatan, dan tragedi menjadi inspirasi bagi orang lain.