Membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang sangat dianjurkan bagi setiap Muslim. Namun, seringkali muncul pertanyaan mengenai batasan aurat ketika seorang perempuan melantunkan kitab suci ini. Apakah wajib mengenakan hijab, seperti saat sholat?
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin, seorang ulama terkemuka, berpendapat bahwa tidak ada keharusan bagi perempuan untuk menutup aurat ketika membaca Al-Qur’an. Pandangan ini tentu menimbulkan diskusi menarik, terutama di kalangan kaum hawa.
Membedah Konteks: Sholat vs. Membaca Al-Qur’an
Penting untuk memahami perbedaan mendasar antara sholat dan membaca Al-Qur’an. Sholat adalah ibadah yang melibatkan gerakan, bacaan, dan tata cara tertentu yang telah ditentukan dalam syariat. Salah satu syarat sahnya sholat adalah menutup aurat secara sempurna.
Also Read
Sementara itu, membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang fokus pada interaksi dengan firman Allah melalui lisan dan hati. Menurut Syaikh Al-Utsaimin, menutup aurat bukanlah syarat untuk membaca Al-Qur’an. Namun, ini bukan berarti kita boleh mengabaikan adab dan kesopanan.
Kebersihan dan Kekhusyukan Tetap Utama
Meskipun tidak ada kewajiban menutup aurat, seorang perempuan tetap harus menjaga kebersihan diri dari hadats besar maupun kecil sebelum membaca Al-Qur’an. Kesucian fisik dan batin adalah hal yang tak terpisahkan dari ibadah ini.
Selain itu, kekhusyukan adalah kunci dari interaksi yang mendalam dengan Al-Qur’an. Membaca dengan perlahan, merenungkan makna ayat, dan berusaha memahami pesan-pesannya akan lebih bermakna daripada sekadar melafalkan tanpa penghayatan. Tajwid juga perlu diperhatikan, agar bacaan kita tidak salah arti.
Perspektif Baru: Menghadirkan Cinta Al-Qur’an
Pandangan Syaikh Al-Utsaimin ini bisa menjadi angin segar bagi perempuan yang mungkin merasa terbebani dengan aturan ketat dalam berpakaian saat membaca Al-Qur’an. Dengan tidak adanya kewajiban berhijab, kita bisa lebih fokus pada inti dari ibadah ini, yaitu menghadirkan cinta dan penghayatan yang mendalam terhadap firman Allah.
Hal ini juga membuka peluang bagi perempuan yang baru belajar membaca Al-Qur’an untuk lebih nyaman dan tidak merasa terintimidasi oleh aturan-aturan yang mungkin terasa kaku. Yang terpenting adalah niat yang tulus, kebersihan diri, dan kekhusyukan saat berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Pesan Penting:
Bebas dari kewajiban berhijab saat membaca Al-Qur’an bukan berarti kita boleh meremehkan adab dan kesopanan. Justru, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa cinta kita pada Al-Qur’an tidak terbatas pada aturan formal, namun juga pada kebersihan hati, kekhusyukan, dan pemahaman yang mendalam. Intinya, bagaimana kita bisa berinteraksi dengan Al-Qur’an secara optimal untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.