Tragedi kembali menimpa Papua. Michelle Kurisi Doga, seorang aktivis kemanusiaan yang dikenal vokal membela hak-hak perempuan, anak-anak, dan pengungsi korban konflik bersenjata, ditemukan tewas mengenaskan. Kematiannya diduga kuat akibat tindakan keji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), menambah daftar panjang kekerasan yang melanda tanah Papua.
Michelle, yang juga merupakan cucu dari tokoh masyarakat berpengaruh, Kepala Suku Silo, meninggalkan jejak perjuangan yang mendalam. Ia tidak hanya lantang menyuarakan aspirasi masyarakat Papua, tetapi juga aktif memberikan bantuan langsung bagi mereka yang terpinggirkan akibat konflik. Pendidikan yang ditempuhnya di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, mengasah kemampuan komunikasinya dalam menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan.
Kepergian Michelle bukan sekadar hilangnya seorang aktivis. Kematiannya adalah pukulan telak bagi upaya perdamaian dan kemanusiaan di Papua. Video klaim dari KKB yang beredar, menyebutkan Michelle sebagai mata-mata TNI-Polri, namun tuduhan tersebut dibantah keras oleh pihak TNI. Pernyataan tegas Kapendam XVII Cenderawasih, Letkol Inf Johanis Perinussa, menegaskan bahwa Michelle adalah seorang aktivis kemanusiaan, bukan agen intelijen. Bantahan ini menguatkan dugaan bahwa pembunuhan Michelle adalah tindakan brutal tanpa dasar yang jelas.
Also Read
Jenazah Michelle ditemukan terkubur dan tertutup dedaunan di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, dua hari setelah video klaim KKB muncul. Kondisi jenazah yang memprihatinkan menunjukkan kekejaman pelaku. Tragedi ini memicu gelombang kemarahan dan tuntutan keadilan dari berbagai pihak. Masyarakat sipil, organisasi HAM, dan tokoh agama, mendesak pemerintah untuk segera mengusut tuntas kasus ini, menangkap dan menghukum pelaku seberat-beratnya.
Kematian Michelle seharusnya menjadi titik balik bagi semua pihak untuk lebih serius menangani konflik di Papua. Kekerasan yang terus berulang, menggerogoti harapan dan menghancurkan masa depan generasi Papua. Perlu ada evaluasi mendalam terhadap pendekatan keamanan yang selama ini diterapkan. Dialog yang inklusif dengan melibatkan semua elemen masyarakat, menjadi solusi yang harus diutamakan.
Perlu diingat, bahwa di balik label KKB ada manusia, ada keluarga, dan ada harapan. Membunuh tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan menambah luka dan dendam. Kematian Michelle bukan akhir dari perjuangan. Semangat dan nilai-nilai yang diperjuangkannya harus terus dikibarkan. Keadilan bagi Michelle, berarti keadilan bagi seluruh masyarakat Papua.