Bali, dengan keindahan alam dan budayanya, selalu menjadi magnet bagi wisatawan. Salah satu destinasi ikonik yang tak pernah sepi adalah Tanah Lot. Namun, di balik pesonanya yang memukau, tersimpan mitos dan pantangan yang perlu Mama ketahui sebelum berkunjung. Jangan sampai liburan Mama terganggu karena ketidaktahuan, ya!
Mitos Tanah Lot yang Melegenda
-
Cinta Berujung Nestapa: Konon, membawa pasangan ke Pura Tanah Lot justru bisa mempercepat berakhirnya hubungan. Mitos ini mungkin terdengar aneh, tapi bagi sebagian orang, ini adalah peringatan untuk menjaga hubungan mereka. Apakah benar? Entahlah, namun mungkin lebih baik berhati-hati, ya, Ma?
-
Ular Suci Pengabul Permintaan: Di sekitar Tanah Lot, dipercaya ada ular suci yang bukan hanya penjaga, tapi juga bisa mengabulkan permintaan. Ular ini sering dikaitkan dengan kekuatan spiritual dan keberuntungan. Apakah Mama ingin mencoba memohon sesuatu?
Also Read
-
Tanda Musibah dari Ular Suci: Keberadaan ular suci juga menyimpan sisi lain. Jika terjadi sesuatu pada ular tersebut, konon itu menjadi pertanda akan datangnya musibah. Mitos ini mengajarkan kita untuk selalu menghormati alam dan makhluk hidup di sekitarnya.
-
Selendang Poleng Jadi Ular: Mitos ini cukup unik, menyebutkan bahwa ular suci di Tanah Lot adalah jelmaan dari selendang poleng milik Danghyang Nirartha, seorang Brahmana yang dianggap berjasa dalam pembangunan pura ini. Sebuah cerita yang menarik dan menambah kesan magis Tanah Lot.
-
Air Suci Awet Muda: Konon, air suci di Tanah Lot memiliki kekuatan untuk membuat orang awet muda. Mitos ini tentu menarik minat banyak orang yang mencari sumber kehidupan dan kesehatan. Namun, perlu diingat, ini hanyalah mitos yang bisa jadi merupakan simbol dari kebersihan spiritual.
-
Danghyang Nirartha dan Pembangunan Pura: Pura Tanah Lot dipercaya dibangun oleh Danghyang Nirartha, seorang Brahmana dari Jawa. Kehadirannya di Tanah Lot diyakini sebagai bagian dari penyebaran agama Hindu di Bali.
Pantangan yang Harus Dipatuhi
Tidak hanya mitos, ada juga pantangan yang wajib Mama perhatikan demi menghormati kesakralan Tanah Lot:
-
Wanita Datang Bulan Dilarang Masuk Pura: Bagi umat Hindu, wanita yang sedang datang bulan dianggap dalam keadaan "kotor" secara spiritual. Hal ini berlaku di seluruh pura di Bali, termasuk Tanah Lot. Larangan ini bertujuan menjaga kesucian pura dari hal-hal yang dianggap najis. Jadi, pastikan Mama tidak sedang menstruasi saat berkunjung ke pura, ya.
-
Kondisi Berduka Dilarang Masuk Pura: Tidak hanya wanita haid, mereka yang sedang berduka cita juga dilarang memasuki area pura. Keluarga yang sedang dalam keadaan "sebel" (berduka) dianggap tidak suci dan perlu waktu untuk "membersihkan diri" secara spiritual sebelum masuk pura.
-
Wisatawan Non-Hindu dan Pembatasan Area: Wisatawan non-Hindu tidak diperkenankan masuk ke area dalam pura, kecuali untuk tujuan ibadah dan dengan tata cara yang benar. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap tempat suci dan tradisi umat Hindu. Selain itu, berpakaian sopan juga menjadi syarat wajib, bahkan untuk umat Hindu sekalipun.
-
Jaga Sikap dan Ucapan: Tidak hanya soal pakaian dan kondisi fisik, perilaku dan ucapan juga menjadi perhatian. Mama dilarang bersikap tidak sopan, berkata kasar, atau melakukan hal-hal yang tidak pantas di area pura. Intinya, jagalah kesopanan dan hormatilah kesakralan tempat ini.
Insight dan Perspektif Baru
Mitos dan pantangan di Tanah Lot bukan sekadar cerita kuno. Di balik semua itu, ada nilai-nilai luhur yang mengajarkan kita untuk menghormati alam, tradisi, dan keyakinan orang lain. Sebagai wisatawan, kita punya tanggung jawab untuk menjaga kelestarian budaya dan kearifan lokal. Dengan memahami dan menghormati mitos serta pantangan ini, liburan Mama akan menjadi lebih bermakna dan berkesan.
Jadi, sebelum berkunjung ke Tanah Lot, pastikan Mama sudah mempersiapkan diri dengan baik dan mematuhi semua aturan yang berlaku. Selamat berlibur dan menikmati keindahan Tanah Lot!