Sosok Muhammad Syaugi Alaydrus tengah menjadi sorotan publik. Bukan lagi karena kiprahnya di dunia militer atau penanggulangan bencana, melainkan karena perannya yang baru sebagai kapten tim pemenangan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam Pilpres 2024. Penunjukan ini tentu menarik perhatian, mengingat rekam jejaknya yang gemilang sebagai mantan Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas).
Lahir di Malang, Jawa Timur, Muhammad Syaugi Alaydrus bukan sosok sembarangan. Ia adalah cucu dari Habib Al Abdurrahman As Saqaf, salah satu tokoh pendiri pusat pendidikan Islam di Jakarta. Pendidikan militernya ditempuh di Akademi Angkatan Udara (AAU) dan lulus dengan predikat Adhi Makayasa pada tahun 1984. Ketertarikannya pada dunia manajemen membawanya meraih gelar Magister Manajemen, menunjukkan bahwa ia bukan hanya piawai di medan tempur, tetapi juga cakap dalam hal strategis dan pengelolaan.
Karier militernya terus meroket. Syaugi dikenal sebagai penerbang handal pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Ia kemudian menduduki berbagai posisi penting, mulai dari Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I (Koopsau I), Pangkosekhanudnas IV/Biak, hingga Komandan Lanud Iswahyudi. Pada tahun 2014, ia dipercaya menjabat sebagai Dirjen Renhan Kemhan RI.
Also Read
Puncak kariernya di bidang penanggulangan bencana terjadi saat ia menjabat sebagai Kepala Basarnas pada tahun 2017. Di sana, Syaugi terlibat dalam berbagai operasi SAR yang menegangkan, termasuk penanganan tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada tahun 2018. Pengalaman ini tentu mengasah jiwa kepemimpinannya, terutama dalam menghadapi situasi krisis dan mengkoordinasi berbagai tim.
Penghargaan demi penghargaan pun diraihnya sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya, termasuk Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Pratama, dan Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama. Hal ini menjadi bukti bahwa ia adalah sosok yang kompeten dan berintegritas tinggi.
Keputusan tim AMIN memilih Syaugi sebagai kapten tim pemenangan bukan tanpa alasan. Pengalamannya yang luas di bidang militer, manajemen, dan penanggulangan bencana dianggap relevan dengan tantangan dalam memenangkan Pilpres. Kemampuan Syaugi dalam memimpin dan mengorganisasi tim, serta mengambil keputusan strategis di bawah tekanan, menjadi modal berharga untuk mengawal pemenangan Anies-Cak Imin.
Tentu saja, transisi dari dunia militer dan penanggulangan bencana ke dunia politik adalah sebuah perubahan besar. Publik akan menyoroti bagaimana Syaugi dapat mengaplikasikan pengalamannya di bidang lain ke dalam dinamika politik yang penuh strategi dan intrik. Namun, dengan rekam jejaknya yang solid dan pengalaman kepemimpinan yang teruji, banyak yang berharap Syaugi dapat membawa warna baru dalam peta perpolitikan Indonesia. Yang jelas, penunjukan Syaugi sebagai kapten tim pemenangan AMIN akan menjadi salah satu aspek menarik dalam perjalanan Pilpres 2024.