Mungkin sebagian dari kita masih ingat betul bagaimana Monumen Nasional (Monas) pada tahun 2016 berubah menjadi lautan manusia. Jutaan orang berkumpul, mengecam satu nama: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Aksi yang kemudian dikenal dengan 212 ini tidak hanya menjadi momen bersejarah, tapi juga melahirkan sebuah organisasi yang masih eksis hingga kini: Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Lantas, siapakah PA 212 ini? Apa saja yang sudah mereka lakukan? Yuk, kita bedah lebih dalam!
Akar Sejarah dan Solidaritas Alumni 212
PA 212 pada dasarnya adalah wadah bagi mereka yang pernah ikut dalam Aksi Bela Islam 2 Desember 2016. Solidaritas yang terbangun saat itu rupanya begitu kuat, hingga melahirkan gerakan yang lebih terorganisir. Aksi 212 bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan sebuah momentum yang menyatukan berbagai elemen masyarakat dengan tujuan yang sama: mengecam dugaan penistaan agama.
Also Read
Kekuatan solidaritas ini tidak berhenti setelah aksi selesai. PA 212 terus aktif dengan berbagai kegiatan, menjadikannya salah satu kelompok yang cukup berpengaruh dalam dinamika sosial politik di Indonesia. Mereka tidak hanya fokus pada isu agama, tapi juga merambah ke isu-isu lain yang dianggap berkaitan dengan kepentingan umat.
Siapa Pemimpin PA 212 Saat Ini?
Setelah sempat dipimpin oleh Slamet Maarif, kini tampuk kepemimpinan PA 212 beralih ke Abdul Qohar Al Qudsi. Sebagai ketua umum, Abdul Qohar memiliki peran sentral dalam menentukan arah dan kebijakan organisasi. Ia dibantu oleh Bernard Abdul Jabbar sebagai wakil ketua umum dan Supriyadi sebagai ketua bidang ekonomi. Struktur kepengurusan ini menunjukkan bahwa PA 212 ingin lebih profesional dalam menjalankan organisasi.
Aksi Kontroversial dan Jejak Digital PA 212
Dari catatan sejarah, PA 212 tidak hanya aktif dalam aksi yang berkaitan dengan isu agama. Berikut beberapa aksi mereka yang cukup menarik perhatian publik:
- Aksi 2016 Mengecam Ahok: Inilah akar dari terbentuknya PA 212. Aksi ini menjadi titik awal munculnya kelompok ini sebagai kekuatan baru dalam perpolitikan Indonesia.
- Tuntutan Penista Agama 2022: Pada Maret 2022, mereka kembali turun ke jalan, menuntut keadilan bagi tokoh-tokoh yang mereka anggap melakukan penistaan agama.
- Protes Kenaikan Harga BBM 2022: Isu ekonomi juga menjadi perhatian PA 212. Mereka turut menyuarakan ketidaksetujuan terhadap kenaikan harga BBM.
- Kecaman Terhadap India, Singapura, dan Swedia: PA 212 tak ragu mengecam tindakan yang dianggap menyinggung umat Islam, termasuk pernyataan politikus India, penolakan ustaz Abdul Somad di Singapura, dan aksi pembakaran Al-Qur’an di Swedia.
- Penolakan Israel di Piala Dunia: Mereka bahkan ikut bersuara menolak kehadiran Israel dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia.
- Aksi Tragedi KM 50 Cikampek: Terakhir, PA 212 juga ikut turun tangan menyuarakan keadilan terkait tragedi kematian laskar FPI di tol Cikampek KM 50.
Lebih dari Sekadar Aksi Massa
Jika kita cermati, PA 212 lebih dari sekadar kelompok aksi massa. Mereka adalah representasi dari solidaritas dan persatuan yang lahir dari sebuah peristiwa besar. Meski tak lepas dari kontroversi, PA 212 telah memberikan warna tersendiri dalam dinamika sosial politik Indonesia. Mereka adalah kelompok yang aktif, vokal, dan tidak ragu menyuarakan aspirasi mereka, khususnya dalam isu-isu yang berkaitan dengan agama dan kepentingan umat.
Keberadaan PA 212 menunjukkan bahwa masyarakat sipil masih memiliki peran penting dalam mengawal kebijakan pemerintah dan menanggapi isu-isu yang berkembang di masyarakat. Organisasi ini juga menjadi pengingat bahwa aksi massa bisa menjadi awal dari sebuah gerakan yang lebih besar, dan bahwa solidaritas bisa menjadi kekuatan yang luar biasa.