Dunia hiburan Indonesia kembali berduka. Komedian legendaris, Polo Srimulat, telah berpulang pada Rabu, 6 Maret 2024, di Rumah Sakit Ana Medika Bekasi. Kepergiannya di usia 61 tahun meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan-rekan sesama seniman, dan tentunya para penggemar setia Srimulat. Polo, yang dikenal dengan gaya lawakannya yang khas, tak hanya meninggalkan kenangan manis di atas panggung, namun juga sebuah jejak perjalanan karir yang penuh liku.
Polo, dengan nama asli Christian Barata Nugroho, mungkin mengejutkan banyak orang yang selama ini mengira dirinya seorang muslim. Ia adalah seorang penganut agama Kristen yang taat. Di balik sosoknya yang humoris, Polo adalah seorang pria keluarga, meski ia tengah menjalani proses perceraian dengan istrinya, Ana Khatarina Widjaya Herman. Ia meninggalkan seorang putra, Yunior Agung Tegar Nugroho, yang kini harus menerima kenyataan kehilangan sosok ayah.
Perjalanan karir Polo di dunia hiburan dimulai ketika ia bergabung dengan grup lawak legendaris, Srimulat, pada tahun 1987. Bersama dengan Tessy, Doyok, Asmuni, dan Tarzan, namanya mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Srimulat bukan hanya sekadar panggung hiburan baginya, melainkan juga identitas yang melekat erat dengan dirinya. Ia tak hanya menghibur di panggung-panggung pertunjukan, namun juga menjadi bagian penting dari sejarah pertelevisian Indonesia.
Also Read
Tidak berhenti di dunia lawak, Polo juga melebarkan sayap ke dunia akting. Sinetron "Gara-Gara" menjadi debutnya di layar kaca pada tahun 1996-1997. Setelahnya, Polo sempat vakum dari dunia hiburan karena tersandung kasus narkoba. Namun, ia tak menyerah pada keadaan. Pada tahun 2011, Polo kembali menunjukkan eksistensinya dengan membintangi film "Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap" dan film horor "Misteri Pasar Kaget" di tahun berikutnya. Ia juga kembali menghiasi layar kaca lewat beberapa sinetron seperti "Jodoh Wasiat Bapak" dan "Orang Ketiga".
Penyakit paru-paru yang dideritanya sejak 2022 menjadi penyebab kepergian Polo. Meski sempat dinyatakan sembuh, penyakit ini kembali menyerang dan mengharuskan Polo untuk rutin melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Namun, di tengah perjuangannya melawan penyakit, Polo tetap profesional dan berdedikasi pada pekerjaannya. Ia tetap tampil di acara Temu Lawak, bahkan beberapa kali harus menggunakan tabung oksigen saat syuting.
Kisah Polo bukan hanya sekadar kisah seorang komedian, namun juga sebuah cerminan kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan dedikasi. Ia mengajarkan kita tentang bagaimana bangkit dari keterpurukan dan tetap berkarya meskipun dalam kondisi sulit. Kepergiannya memang meninggalkan duka, namun karya-karya dan semangatnya akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Selamat jalan, Polo Srimulat. Namamu akan selalu terukir dalam sejarah komedi Indonesia.